Sleeping after Die adalah band dari daerah kecil yang bernama P.U.P (pondok ungu permai) di kota bekasi. SAD berdiri pada 25 desember 2011,
Selasa, 30 Oktober 2012
Jumat, 26 Oktober 2012
Perencanaan
PERENCANAAN
A.
Perencanaan SDM
Terdapat
berbagai macam pengertian dari perencanaan sumber daya manusia yang
didefinisikan oleh para ahli manajemen sumber daya manusia (MSDM), yaitu antara
lain sebagai berikut :
(Wayne F. Cascio, 1995:142) Suatu usaha untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis dan permintaan dari suatu organisasi
di masa yang akan datang, dan untuk mempersiapkan para karyawan agar dapat
memenuhi kepuasan bisnis dari permintaan tersebut.
(William
F. Glueck, 1982:85) Suatu proses di mana manajemen menetukan bagaimana
organisasi seharusnya dapat berubah dari posisi yang tetap menjadi posisi yang
diinginkan
(William H. Cunningham, 1996:347) Suatu proses
analisis kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu organisasi dan pengembangan
sebuah program untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi tersebut.
Selain
tiga pendapat dari para ahli MSDM tersebut, masih banyak lagi para ahli MSDM
lain yang memberikan definisi perencanaan sumber daya manusia atau human
resousrce planning tersebut, yang tidak dapat kami paparkan satu persatu di
sini, mengingat terbatasnya jumlah halaman makalah yang kami buat. Namun, dari
berbagai ahli MSDM itu, dapat ditarik kesimpulan oleh Herman Sofyandi pada
bukunya “ Manajemen Sumber Daya Manusia ” bahwa :
“
Perencanaan Sumber Daya Manusia (human resource planning) merupakan fungsi
pertama dalam manajemen SDM dan sebagai bagian dari fungsi perencanaan
strategis organisasi yang didefinisikan sebagai suatu proses sistematis dan
berkesinambungan dalam menentukan kebutuhan SDM di masa depan baik kuantitas
maupun kualitas pada waktu yang tepat, posisi yang tepat, melakukan berbagai
pekerjaan yang tepat, dalam jangka panjang guna mengantisipasi perubahan
lingkungan dan organisasi serta meminimasi biaya dalam rangka pencapaian tujuan
individu dan organisasi. “
B.
Perencanaan Pendidikan
Dari
berbagai pendapat atau definisi yang dikemukakan oleh para pakar manajemen,
antara lain :
a. Menurut, “Prof. Dr. Yusuf Enoch”
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat
alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian
tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang
ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b. Menurut
“Beeby, C.E.” Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa
depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya
pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang
ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan
nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system
tersebut.
c. “Menurut Guruge (1972)” Perencanaan
Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang
pembangunan pendidikan.
d. “ Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975)”
Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh
kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi
dan biaya serta keuntungan sosial.
e. “Menurut Coombs (1982)” Perencanaan
pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses
perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan
efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik
dan masyarakat.
f. “Menurut Y. Dror (1975)” Perencanaan
Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk
kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan
dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh
dari suatu Negara.
Jadi,
definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat
tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam
menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang
diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan
secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu
sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas
waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan
mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Secara
konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara,
sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini
terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya. Adapun
komponen-komponen yang ikut serta dalam proses ini adalah :
·
Tujuan
pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka
kebijaksanaan nasional dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang
pendidikan.
·
Masalah
strategi adalah termasuk penanganan kebijakan (policy) secara operasional yang
akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Maka ketepatan
pelaksanaan dari perencanaan pendidikan.
Dalam
penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan pendidikan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang kekuasaan,
siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Terutama dalam hal pemegang kekuasaan
sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu memperoleh perhatian, misalnya
mengenai system kenegaraan yang merupakan bentuk dan system manajemennya,
bagaimana dan siapa atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung
dalam kebijakan itu. Juga masalah bobot u ntuk jaminan dapat terlaksananya
perencanaan pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil
system dari pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen
rencana pendidikan.
Dari
beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi bahwa
masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep
keputusan yang akan dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan
pendidikan dalam pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi
memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang
pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari sudut kepentingan nasional.
C.
Perencanaan Produksi
Perencanaan
produksi dapat didefinisikan sebagai proses untukmerencanakan sistem produksi
sehingga permintaan pasar dapat dipenuhidengan jumlah yang tepat, waktu
penyerahan yang tepat dan biayaproduksi minimum [HAK08].Petugas perencanaan
produksi, tugasnya lebih banyak padamanajemen bagaimana suatu produk diproses
di dalam pabrik dari bahanbaku hingga siap dikirim [WIJ09].Perencanaan Produksi
harus mempunyai sifat – sifat sebagai berikut[HAK08]:1. Berjangka waktuProses
produksi merupakan proses yang sangat kompleks. Prosestersebut memerlukan
keterlibatan bermacam – macam tingkatketerampilan tenaga kerja, peralatan
modal, dan informasi yangbiasanya dilakukan secara terus – menerus dalam jangka
waktu yangsangat lama. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah denganmembuat
rencana produksi yang mencakup periode waktu tertentu danakan diperbaharui bila
periode waktu tersebut sudah dicapai.Dalam perencanaan produksi, biasanya kita
jumpai tiga jenisperencanaan berdasarkan periode waktu yang dicakup
olehperencanaan tersebut, yaitu :
1.
Perencanaan produksi jangka panjangb. Perencanaan produksi jangka menengahc.
Perencanaan produksi jangka pendek
2.
BerjenjangPerencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan
berjenjang.Artinya, perencanaan produksi level rendah, dimana
perencanaanproduksi level yang lebih rendah adalah penjabaran dari
perencanaanproduksi level yang lebih tinggi.
3.
BerkelanjutanPerencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu
yangmerupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masaberlakunya
maka harus dibuat rencana produksi baru untuk periodewaktu berikutnya.
4.
TerukurSelama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akanselalu
dimonitor untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangandari rencana yang
ditetapkan.
5. RealistisRencana
produksi yang dibuat haruslah sesuai dengan kondisiperusahaan,sehingga target
yang diteteapkan merupakan nilai yangrealistik untuk dapat dicapai dengan
kondisi yang dimiliki perusahaanpada saat rencana tersebut dibuat.
6.
AkuratPerencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi – informasiyang
akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka –angka yang
dimunculkan dalam target produksi dapatdipertanggungjawabkan.
7.
MenantangRencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yanghanya
dapat dicapai dengan usaha yang sungguh – sungguh.
D.
Perencanaan Pemasaran
Rencana pemasaran lebih dititik beratkan pada produk/pasar
dan pengembangan strategi dan
program pemasaran yang terinci dengan
baik agar dapat memperoleh
sasaran/tujuan produk dalam pasar. Dengan
kata lain, rencana pemasaran merupakan instrumen terpadu untuk mengarahkan dan memadukan upaya
pemasaran tersebut. Proses perencanaan pemasaran tadi terdiri dari lima
tahapan, yaitu : mengalisis peluang pasar, meneliti dan memilih
pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merencanakan dan
mengorga¬nisasi program pemasaran, melaksankan dan mengendalikan
upaya pemasaran tadi. Masing-masing tahapan ini telah kita bahas dengan
ringkasan dalam bab ini dan akan kita uraikan lebih lanjut dalam bab berikutnya.
Isi dari suatu rencana
pemasaran pada suatu perusahaan dapat berbeda dengan perusahaan lain, namun
paling sedikit harus berisi rangkuman pimpinan, situasi pemasaran saat ini,
analisis peluang dan masalah, sasaran, strategi
pemasaran, program kegiatan, anggaran rugi laba dan
pengendalian. Agar tercapai perencanaan yang efektif,
seorang manajer pemasaran harus
dengan akibat penjualan dan keuntungannya. Hubun¬gan itu tercakup dalam
persamaan keuntungan dan persamaan penjua¬lan. Perencanaan optimum
bagi pengeluaran pemasaran,
bauran pemasaran dan alokasi dana pemasaran.
E. Perencanaan Produk
Perencanaan Produk dalam Pemasaran
Produk sangat penting untuk mencapai sasaran
pemasaran. Kesenjangan yang terjadi antara tren/ramalan penjualan dengan tujuan
perusahaan dapat dijembatani dengan :
• Peningkatan
produktivitas.
• Penetrasi
pasar dilakukan dengan meningkatkan fungsi produk, meningkatkan pangsa pasar, dan lain-lain.
• Pengembangan
produk baru.
• Pengembangan
pasar baru (contohnya: kelompok pengguna baru, memasuki segmen pasar baru,
ekspansi geografis).
• Kombinasi
produk dan pasar baru.
• Penerapan
strategi baru (contohnya: akuisisi, lisensi waralaba, joint venture).
Strategi produk dibedakan menjadi strategi reaktif
dan proaktif. Strategi reaktif berkaitan dengan tekanan dari luar yang memaksa
organisasi melakukan aksi. Strategi proaktif secara eksplisit mengalokasikan
sumber daya untuk mengidentifikasi dan menangkap kesempatan serta
mengantisipasi kejadian yang tidak menguntungkan.
Pengembangan produk dilakukan melalui tahapan
berikut :
1. audit
pasar;
2. analisis
SWOT;
3. penetapan
tujuan;
4. kriteria
persetujuan;
5. pembangkitan
ide;
6. pemilahan
ide;
7. pengujian
konsep;
8. analisis
bisnis;
9. pengembangan
produk;
10. pengujian;
11. komersialisasi.
Proses desain produk merupakan bagian dari strategi
proaktif di mana langkah-langkahnya adalah:
1. Mengidentifikasi
kesempatan.
2. Memproses
desain produk untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
3. Melakukan
pengujian produk dan program pemasarannya.
4. Meluncurkan
produk dan penelusuran jalannya produk baru.
5. Mengelola
daur hidup produk.
Dalam melakukan perencanaan pemasaran produk baru,
perlu diperhatikan pengujian pasar produk sebelum meluncurkan produk dalam
skala penuh. Pertama-tama menguji unsur periklanan dan fisik produk. Kemudian
pengujian melalui pretes pasar. Kekurangan yang muncul diumpan balikkan ke
tahapan desain. Langkah terakhir, produk diatur untuk diuji dalam tes pasar.
Jika produk sukses di tes pasar, ia bisa diluncurkan secara penuh di pasar.
Jika tidak, ia harus dikembalian ke tahapan desain.
Semua produk mempunyai daur hidup. Konsep daur
hidup produk berguna untuk memprediksikan pola penjualan di masa yang akan
datang. Anda dapat memilih strategi apa yang harus diterapkan sesuai dengan
posisi produk dalam daur hidup. Karenanya, terlebih dahulu Anda harus
menetapkan posisi produk Anda dalam daur hidup. Memposisikan produk dilakukan
dengan memperhitungkan perkiraan penjualan, laba, marjin, pangsa pasar, dan
harga produk pada setiap tahapan dalam daur hidup.
Strategi yang dapat diterapkan dalam tahapan
perkenalan adalah strategi harga skimming dan strategi harga penetrasi. Pada
tahapan pertumbuhan strategi yang tepat adalah membangun kesadaran merek,
pengembangan produk, mencari pasar baru, pengurangan biaya, promosi, dan
penurunan harga. Pada tahapan kedewasaan, strategi yang dapat diterapkan adalah
strategi mempertahankan, strategi defensif, dan strategi inovasi produk.
Sedangkan pada tahapan penurunan, pilihan strategi yang digunakan adalah
penarikan produk dan fokus pada pemakai.
F. Perencanaan Komunikasi Pemasaran
Untuk mencapai sasaran pemasaran, perusahaan perlu
berkomunikasi dengan pelanggannya, baik pelanggan lama maupun pelanggan
potensial. Komunikasi tersebut dapat digolongkan menjadi :
• Komunikasi
impersonal, contohnya iklan, display di titik penjualan, promosi penjualan,
media elektronik, dan humas.
• Komunikasi
personal (atau orang-ke-orang langsung), contohnya pertemuan langsung antara
wiraniaga dengan pelanggan di pusat penjualan dan pusat informasi.
Perusahaan memiliki beragam teknik komunikasi yang
dapat digunakan secara sendiri-sendiri atau kombinasi (baur komunikasi).
Semuanya bergantung pada situasi, terutama anggaran agar didapatkan efek
komunikasi yang maksimum.
Pengembangan program periklanan melibatkan lima
tahap. Pertama, pengiklan perlu menetapkan sasaran iklan; kedua, mereka harus
menetapkan anggaran yang memperhitungkan tahapan siklus hidup produk, pangsa
pasar dan basis konsumen, persaingan, frekuensi iklan dan tingkat substitusi
produk. Ketiga, mereka harus memilih pesan iklan, menentukan bagaimana pesan
dihasilkan. Keempat, mereka harus memutuskan media yang akan digunakan.
Keputusan ini mencakup memilih jangkauan, frekuensi dan dampak yang diinginkan,
lalu memilih media yang membawa pesan tersebut.
Promosi penjualan merupakan kiat-kiat insentif yang
sebagian besar bersifat jangka pendek. Promosi penjualan dirancang untuk
merangsang pembelian produk/jasa tertentu yang lebih cepat dan/atau lebih
banyak oleh pelangan. Promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi
penjualn dibedakan menjadi promosi konsumen, promosi perdagangan, dan promosi
bisnis dan wiraniaga. Contoh promosi perdagangan adalah potongan harga,
tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis; contoh promosi bisnis dan
wiraniaga adalah pameran perdagangan dan konvensi, kontes bagi wiraniaga dan
iklan khusus. Dalam menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus menetapkan
tujuan, memilih kiat, mengembangkan program, mengujicoba, menerapkan dan
mengendalikannya, serta mengevaluasi hasilnya. Promosi penjualan berhasil
meningkatkan penjualan dan pangsa pasar jangka pendek tetapi tidak berpengaruh
untuk jangka panjang.
Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program
yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau menjaga citra perushaan atau tiap
produknya. Kiat utama humas adalah publikasi, peritiwa, berita, pidato,
kegiatan pelayanan masyarakat, dan media identitas. Dalam mempertimbangkan
kapan dan bagaimana menggunakan humas, manajemen harus menetapkan tujuan
pemasaran, memilih pesan dan sasaran humas, menetapkan rencana tersebut dengan
hati-hati dan mengevaluasi hasilnya. Hasil penerapan program dievaluasi dalam
bentuk besarnya paparan dan penghematan biaya, perubahan
kesadaran/pengertian/sikap, dan kontribusi penjualan dan laba.
G. Perencanaan Harga
Harga
seperti halnya periklanan, promosi, dan penggunaan tenaga penjualan merupakan
bagian dari alat pemasaran. Harga adalah bagian dari alat pemasaran yang lebih
mudah dan lebih cepat diubah dibandingkan dengan apabila kita mengubah kampanye
periklanan, merombak promosi penjualan, dan mengubah perilaku tenaga penjualan.
Keputusan
harga tidak hanya berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan tetapi juga
berpengaruh terhadap permintaan. Dengan kata lain merubah harga akan
berpengaruh terhadap jumlah barang yang dijual. Bertentangan dengan pentingnya
kehati-hatian dalam penetapan harga, banyak perusahaan tidak memiliki
perencanaan harga. Bahkan sering kali penetapan harga menjadi ajang tarik
menarik antara pemasaran dan para akuntan.
Untuk
menetapkan kebijakan harga yang masuk akal, perusahaan harus terlebih dahulu
memiliki sistem pembiayaan yang akurat yang benar-benar mencerminkan situasi
perusahaan. Bila kebijakan perusahaan adalah untuk menghasilkan keuntungan
jangka pendek, maka perusahaan harus menerapkan kebijakan harga awal yang
tinggi.
H.Perencanaan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perencanaan
berasal dari kata dasar rencana yang artinya konsep, rancangan, atau program,
dan perencanaan berarti proses, perbuatan, cara merencanakan. Selain itu,
rencana dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan tentang apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, proses perencanaan harus
dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analis kebutuhan serta
dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut H.B. Siswanto (2007:42) perencanaan adalah
proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan
pencapaiannya. Menurutnya, merencanakan berarti mengupayakan penggunaan
sumberdaya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan
sumberdaya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan .
George R. Terry dan Leslie W. Rue (2009:9)
menyatakan bahwa planning atau perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat
agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Sementara itu, Mulyasa (2006:223)
menjelaskan bahwa perencanaan adalah suatu bentuk dari
pengambilan keputusan (decision making).
Hamzah B. Uno (2008: 2) juga menyatakan perencanaan
adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan
baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan
definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan
mengandung paling sedikit 4 unsur yaitu:
a. ada
tujuan yang harus dicapai
b. ada
strategi untuk mencapai tujuan
c. sumber
daya yang mendukung
d.
implementasi setiap keputusan
Perencanaan selalu mempunyai arah yang hendak
dicapai yaitu tujuan yang harus dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan
terukur. Strategi untuk mencapai tujuan berkaitan dengan penetapan keputusan
yang harus dilakukan oleh seorang perencana. Penetapan sumber daya yang dapat
mendukung diperlukan untuk mencapai tujuan meliputi penetapan sarana dan
prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi adalah pelaksanaan dari
strategi dan penetapan sumber daya.
Perencanaan adalah suatu cara untuk membuat suatu
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang
antisipatif untuk memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir dan pengkajian
dan penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai
efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari semua proses pelaksanaan
kegiatan yang bersifat rasional.
Sedangkan pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, berasal dari kata belajar
yang artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; atau berubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pembelajaran
adalah proses atau cara menjadikan seseorang belajar.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Masnur Muslich (2007:71) juga berpendapat bahwa
pembelajaran adalah proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan
potensi siswa sehinggga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada
ahirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Degeng dalam Hamzah B. Uno
(2008:2) mendefenisikan dengan singkat bahwa pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan siswa.
Richard L. Daft (2003:30) mengungkapkan bahwa
pembelajaran adalah sebuah perubahan prilaku atau suatu perubahan kinerja yang
terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Hal ini juga dibenarkan oleh Slavin
dalam H. Douglas Brown (2007:8) yang mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah sebuah
perubahan dalam diri seorang yang disebabkan oleh pengalaman. Pernyataan ini
juga didukung oleh Kunandar (2009:287) yang menyatakan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat
disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan
tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara
penyampaian kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya
menjadi jelas dan sistematis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi
efektif dan efisien.
I. Perencanaan Pajak Domestik
Perencanaan
pajak dapat diartikan sebagai upaya membayar pajak sebatas hanya diwajibkan.
Dapat juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dalam
undang-undang. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa perencanaan pajak
adalah proses pengelolaan kewajiban perpajakan sehingga hutang pajaknya baik
pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam posisi yang minimal,
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan atau dilakukan secara legal yang dapat diterima oleh aparat
perpajakan.
Manfaat
perencanaan pajak dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
• Penghematan kas keluar. Perencanaan
pajak dapat menghemat pajak yang merupakan biaya bagi perusahaan.
• Mengatur aliran kas (cash flow).
Perencanaan pajak dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan
saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih
akurat.
Beberapa
strategi yang digunakan dalan mengefisienkan beban pajak adalah :
a) Pemilihan Bentuk Badan Usaha antara
pemilihan bentuk PT atau CV.
b) Memilih lokasi perusahaan atau
melakukan penanaman modal di bidang usaha tertentu dan atau di bidang tertentu
yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional dapat diberikan fasilitas
perpajakan.
c) Mengambil keuntungan yg
sebesar-besarnya dari pengecualian atau pengurangan atas Penghasilan Kena
Pajak. Seperti apabila diketahui bahwa Penghasilan Kena Pajak perusahaan besar
dan akan mengakibatkan pajak terhutang besar, sebaiknya perusahaan
membelanjakan sebagian laba perusahaan untuk penelitian dan pengembangan, biaya
pendidikan, biaya training yang boleh dikurangi dari penghasilan kena pajak.
d) Penempatan modal perusahan kepada
perseroan terbatas lebih menguntungkan kalau besarnya modal yang disetor paling
rendah 25 %. Apabila modal yang ditempatkan kurang dari 25 % maka dividen yang
dibagi dari perusahan akan dikenakan pajak.
e) Memberikan tunjangan kepada karyawan
dalam bentuk uang atau natura / kenikmatan dapat dipilih sebagai alternatif
untuk mengefisienkan pajak.
f) Untuk pendanaan aktiva tetap lebih
menguntungkan secara leasing dengan hak opsi dibandingkan pembelian langsung.
j.
Perencanaan Keuangan Keluarga
Sudah
lazim dan wajar sebagai manusia pasti menginginkan kehidupan yang baik, layak,
bahagia dan sejahtera bersama keluarga dan kerabat di masa depan. Namun sebagai
manusia pula kita tidak dapat mengetahui
apa yang
akan terjadi di masa depan, bahkan untuk 1 detik pun. Tak ada yang tahu jika
hari ini kita masih dalam posisi memiliki banyak uang namun keesokkan harinya
kita jatuh sakit dan harus mengeluarkan biaya
yang
besar sehingga menghabiskan hampir semua uang yang kita miliki. Tak ada yang
dapat menjamin kehidupan manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
manusia memerlukan adanya jaminan atau kepastian hidupnya di masa depan atau
masa pensiunnya.Keputusan apapun yang kita lakukan, akan menentukan masa depan
kita kelak. Tidak adanya jaminan hidup di masa pensiun membuat ketidakpastian
hidup sehingga kita membutuhkan persiapan agar dapat hidup tenang. Persiapan
dalam membangun kehidupan yang bahagia di masa pensiun bukan masalah yang
mudah. Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup bersama kerabat dan keluarga
membutuhkan persiapan waktu yang tidak singkat, bukan hanya seminggu, sebulan
atau setahun. Persiapan memerlukan waktu yang panjang dengan rencana dan usaha
yang matang. Salah satu rencana yang harus dipersiapkan adalah rencana keuangan
keluarga.
Di masa
yang akan datang seiring dengan bertambahnya kebutuhan maka biaya yang harus dipersiapkan
akan semakin banyak. Biaya pendidikan, biaya pensiun, biaya perlindungan atau
asuransi dan biaya perjalanan
ibadah
adalah biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Apabila kita tidak bijaksana
mengelola keuangan maka kita akan menemui kesulitan finansial kelak di masa
depan. Membangun kebahagian bersama keluarga di masa depan tanpa adanya sebuah
perencanaan keuangan di masa depan seperti membangun bangunan tanpa sebuah
pondasi. Tidak adanya dasar dan pondasi dalam bangunan tersebut membuat
bangunan tidak kokoh bahkan tidak dapat berdiri. Sama halnya dengan membangun
kehidupan jika tidak adanya rencana maka tidak ada kepastian kehidupan kita
akan bahagia sesuai yang diharapkan. Sebagai contoh apabila kita dalam posisi
memiliki banyak uang jika tidak dapat menggunakan dengan bijaksana maka
beberapa pengeluaran kemungkinan akan digunakan untuk hal-hal yang tidak perlu
dan tidak bermanfaat. Begitu pula apabila kita dalam keadaan kurang mampu maka
akan lebih sulit lagi menjamin kehidupan di masa depan. Hal tersebutlah yang
mengharuskan kita memiliki perencanaan keuangan keluarga.
Perencanaan
keuangan keluarga dapat membantu kita dalam mencapai tujuan perencanaan hidup
yang lebih baik di masa depan. Dimana Anda dapat membiayai kebutuhan hidup
keluarga Anda dengan santai dan dapat menikmati sisa hidup bersama-sama orang
yang Anda cintai dengan bahagia dan sejahtera. Perencanaan keuangan keluarga
juga dapat membebaskan Anda dari masalah keuangan dan membiasakan Anda hidup
mandiri tanpa perlu bergantung pada orang lain. Buatlah perencanaan keuangan
keluarga Anda sebagai jaminan hidup di masa depan. Jadilah
perencana
keuangan yang baik dan tentukan gaya hidup yang akan Anda pilih karena semua
keputusan yang akan Anda ambil akan menentukan masa depan yang Anda temui.
11.
Perencanaan strategis
Perencanaan
strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan
strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber
dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini.
Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk
analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political,
Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological,
Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan
Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan
untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa
depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan
organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun
ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk
mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer
operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan
strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus
dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul
dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah
strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai
keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah
bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown ,
2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat
menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner,
1969 ).
Perencanaan
strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini
telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965;
Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic
planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan
merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung inovasi
dan perubahan, maka itu adalah kegagalan
12.
Perencanaan kelangsungan
bisnis
Secara
sederhana, perencanaan kelangsungan bisnis (Bahasa Inggris: business continuity
planning, BCP) diciptakan untuk mencegah gangguan terhadap aktivitas bisnis
normal. BCP dirancang untuk melindungi proses bisnis yang kritis dari
kegagalan/bencana alam atau yang dibuat manusia dan akibatnya hilangnya modal
dalam kaitannya dengan ketidaktersediaan untuk proses bisnis secara normal. BCP
merupakan suatu strategi untuk memperkecil efek gangguan dan untuk memungkinkan
proses bisnis terus berlangsung.
Peristiwa
yang mengganggu adalah segala bentuk pelanggaran keamanan baik yang disengaja
ataupun tidak yang menyebabkan bisnis tidak bisa beroperasi secara normal. Tujuan
BCP adalah untuk memperkecil efek peristiwa mengganggu tersebut pada
perusahaan. Tujuan BCP yang utama adalah untuk mengurangi risiko kerugian
keuangan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam proses pemulihan sesegera
mungkin dari suatu peristiwa yang mengganggu. BCP juga membantu memperkecil
biaya yang berhubungan dengan peristiwa yang mengganggu tersebut dan mengurangi
risiko yang berhubungan dengan itu.
Business
Continuity Plan perlu melihat pada semua area pengolahan informasi kritis
perusahaan, termasuk --tetapi tidak membatasi-- pada hal-hal berikut ini :
• LAN,
WAN, dan server
•
Telekomunikasi dan link komunikasi data
•
Workstation dan workspaces
•
Aplikasi, perangkat lunak, dan data
• Media
dan penyimpanan arsip
•
Tugas-tugas staf dan proses produksi
Peristiwa-peristiwa
yang mengganggu Kesinambungan Bisnis Berikut daftar peristiwa-peristiwa yang
dapat mengganggu kesinambungan bisnis yang digolongkan pada sumber terjadinya,
akibat alam atau ulah manusia. Contoh peristiwa alami yang dapat memengaruhi
kesinambungan bisnis adalah sebagai berikut: • Kebakaran atau ledakan • Gempa
bumi, badai, banjir, dan kebakaran alami
Contoh
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang dapat memengaruhi kesinambungan
bisnis sebagai adalah berikut: • Peristiwa pemboman, sabotase, atau serangan
lain yang disengaja • Kegagalan infrastruktur komunikasi
13.
Perancangan percobaan
Perancangan
percobaan atau rancangan percobaan (Design of Experiment) adalah kajian
mengenai penentuan kerangka dasar kegiatan pengumpulan informasi terhadap objek
yang memiliki variasi (stokastik), berdasarkan prinsip-prinsip statistika.
Bidang ini merupakan salah satu cabang penting dalam statistika inferensial dan
diajarkan di banyak cabang ilmu pengetahuan di perguruan tinggi karena
berkaitan erat dengan pelaksanaan percobaan (eksperimen).
Perancangan
percobaan dapat dikatakan sebagai "jembatan" bagi peneliti untuk
bergerak dari hipotesis menuju pada eksperimen agar memberikan hasil yang valid
secara ilmiah. Dengan demikian, perancangan percobaan dapat dikatakan sebagai
salah satu instrumen dalam metode ilmiah.
Kajian
perancangan percobaan adalah pelaksanaan percobaan (eksperimen) terkendali.
Dalam percobaan semacam ini, peneliti memberikan sejumlah tindakan (dapat juga
"pelabelan" sesuai dengan ciri-ciri objeknya, diistilahkan sebagai
perlakuan atau treatment) pada sejumlah objek yang memiliki variasi pada
derajat tertentu. Objek ini diistilahkan sebagai satuan percobaan atau
experimental unit, yang dapat berwujud hewan, tumbuhan, manusia, atau barang.
Apabila perlakuan yang sama dikenakan terhadap sejumlah objek, objek-objek ini
merupakan ulangan (replicate) dari perlakuan tadi. Pengamatan dilakukan
terhadap sejumlah karakteristik yang diminati sang peneliti terhadap
objek-objek tadi. Hipotesis statistis ditentukan ("hipotesis nol")
untuk memaknai pengaruh perlakuan-perlakuan yang diberikan terhadap hasil
pengamatan (data) yang ada.
Beberapa
pustaka menggunakan istilah experimental design bagi untuk rancangan-rancangan
yang dibuat untuk kegiatan pengumpulan informasi tidak terkendali, seperti
survei, jajak pendapat (polling), penelitian pengamatan (natural experiment),
dan quasi-experiment. Meskipun hal ini memiliki dasar statistika, kajian klasik
perancangan percobaan tidak mencakup tipe-tipe penelitian semacam itu.
Prinsip-prinsip
perancangan percobaan
Perancangan
percobaan dilandasi atas sejumlah prinsip statistika mendasar agar analisis
yang diterapkan terhadap hasil pengamatan valid secara ilmiah. Ronald Fisher
adalah orang yang pertama kali meletakkan prinsip-prinsip ini pada awal abad
ke-20. Tokoh-tokoh perancangan percobaan setelah Fisher mengembangkan berbagai
penerapan terhadap prinsip-prinsip ini, seperti C. S. Peirce, Frank Yates,
Gertrude M. Cox, Calyampudi R. Rao, R. C. Bose, Oscar Kempthorne, William T.
Federer, William G. Cochran, dan Genichi Taguchi.
Prinsip-prinsip
perancangan percobaan mencakup pengacakan (randomisasi), pengendalian
sesatan/galat (error), dan ortogonalitas.
Pengacakan
(Randomization)
Pengacakan
adalah proses memasangkan masing masing level pada tiap faktor dengan acak
dalam sebuah percobaan. Pengacakan dilakukan sebagai jaminan akan peluang yang
sama bagi setiap satuan percobaan untuk mendapat suatu perlakuan. Lebih jauh
lagi, tanpa pengacakan hampir semua rumusan statistika yang diterapkan dalam
analisis akan menjadi tidak valid karena digunakannya asumsi independensi dalam
setiap pengaruh galat yang muncul. Tanpa pengacakan tidak ada jaminan bagi
munculnya kovarians antargalat.
Pengulangan(Replication)
Pengukuran
biasanya selalu memiliki variasi dan ketidakpastian. Dengan mengulangi
keseluruhan percobaan, akan bisa membantu mengidentifikasi sumber dari variasi
tersebut.
Blocking
Blocking
adalah mengatur percobaan menjadi beberapa group (block) yang masing masing
group berisi faktor yang sejenis. Blocking membantu untuk mengetahui apakah ada
pengaruh block terhadap hasil percobaan.
Ortgonal
(Orthogonality)
Contoh
design yang ortogonal
Ortogonalitas
adalah prinsip yang penting dalam hal rancangan-rancangan berblok tidak lengkap
atau data tidak setimbang (unbalanced). Ortogonalitas menjamin bahwa pendugaan
(estimation) dapat dilakukan. Selain itu, ortogonalitas akan menjaga agar
efisiensi suatu rancangan tetap tinggi.
Factorial
experiments
Factorial
experiment berati, dalam percobaan semua level dari tiap faktor di
perhitungkan, bukan mengubah satu persatu faktor yang ada. Metode ini membuat
percobaan menjadi lebih efisien.
Pengambilan
Keputusan
Perancangan
percobaan sangat berkait erat dengan statistika inferensial. Kajian klasik
perancangan percobaan menggunakan pendekatan frequentist, yaitu mengandalkan
analisis varians sebagai metode statistika pokok untuk pengambilan kesimpulan.
Sejak tahun 1970-an berkembang pula pendekatan Bayes (adj. Bayesian) sebagai
alternatif yang lebih terpercaya dalam pengambilan kesimpulan, seiring dengan
berkembang pesatnya bidang informatika dan komputasi.
Beberapa
rancangan percobaan dasar
Rancangan
percobaan mengenal rancangan lingkungan, untuk mengendalikan pengaruh
lingkungan, dan rancangan perlakuan, untuk menarik informasi sebanyak-banyaknya
dari seri perlakuan yang dikenakan. Keduanya dapat dikombinasikan dengan
memperhatikan prinsip ortogonalitas.
Rancangan
lingkungan yang populer adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized
Design) dan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Complete Block Design).
Masing-masing rancangan itu berhubungan erat dengan analisis varians satu-arah
dan analisis varians dua-arah tanpa interaksi. Beberapa rancangan lingkungan
lain adalah Rancangan Persegi Latin dan Rancangan Persegi Greko-Latin.
Rancangan
perlakuan mengenal rancangan satu faktor dan rancangan faktor berganda
(rancangan faktorial). Faktor adalah himpunan seri perlakuan sejenis. Bagaimana
menempatkan kombinasi perlakuan pada setiap satuan percobaan dalam suatu
percobaan adalah kajian penelitian yang hingga sekarang masih banyak dilakukan,
khususnya apabila peneliti dihadapkan pada kombinasi tidak lengkap atau situasi
yang tidak setimbang. Matematika kombinatorik memiliki penerapan yang luas di
bagian kajian ini.
Sumber:
Kamis, 25 Oktober 2012
"JUMAT,26-10-2012"
Hari ini hari terburuk bagi gua, entah kenapa..?
seseorang yang gua cinta,, sinar di dalam hidup gua,, semangat hidup gua,
kini telah pergi,entah apa yang harus gua lakuin, yang gua bisa hanya lah (˘̩̩̩_˘̩ƪ)
ya allah setiap hari gua berdoa agar gua g di pisahkan olehnya tapi ternyata enkau berkata berbeda,
apa ini jawaban dari doa doa hamba?
kini tiada lagi sinar di dalam hidup gua,
semuanya kembali gelap sperti dulu tiada yang suport, tiada lagi senyum dan tawa di dalam kehidupan gua yang ada hanya lah kesedihan,, tiada semangat lagi di dalam hidup gua,,
seadaninya kau mengerti perasaan gua,, kenapa lu pergi dan memilih dia,,
semua udah gua lakuin buat lo, walaupun harga diri gua terinjak
semua gua lakuin buat lo karna gua sayang sama lo,,
kurang apa lagi..? gua g tau haru gimana lagi semua gua lakuin semua udah gua buktiin kalo gua cinta lo
hey my rose walau hati ini sakit gua bakal tetap mencintai lu. why..?
karna lu udah bikin hidup gua berubah, lo yang menyinari hidup gua, lo yang buat gua semangat menjalani hidup.
my rose semoga lu mengerti perasaan gua saat ini, gua selalu berdoa buat lo,,
yang harus lo tau "IM VERY VERY LOVE YOU"
"kisah ku"
Tanpa aku sadari ku sungging sebuah senyuman
ku tatap seruniitu tanpa peduli apa pun
tiba" ku sadar dia mulai terhuyung terjatuh
bodohnya kau ! berjalan di tempat selapang, dan terjatuh
Tapi hatiku tak dapat di bohongi
inilah aku !!!
yang perlahan sadar bahwa aku mencintaimu
yang tak kutahu, mau kah kau balas cinta ku..?
aaahhh...?
aku terhentak dalam kumpulan asap
apa yang dapat aku perbuat???
bodohnya hati kuu...!!!!!
tuhan mengapa kau temukan aku denganya
mengapa aku tak boleh mendapatkanya..??
jika demikian adanya !!!!
percuma ! jangan temukan aku denganya
tuhan ijinkan cinta ku bersatu dalam satu jiwanya
walau ku tahu dia terlalu dewasa untuk ku..
tapi tetap !!!!!
dalam hati ku "diriku mencintainya"
Gambaran Umum Manajeman
Gambaran umum manajemen
1. Manajemen Sekolah
Menurut
Nasuha Pengertian Manajemen Sekolah Dalam konteks pendidikan, memang masih
ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di
satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga
dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula
yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi
pendidikan.
Dalam
studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua
istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama. Selanjutnya, di bawah ini
akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan
oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip
oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan
melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan
(controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang
berkesinambungan”. Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani
Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Secara khusus dalam konteks
pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan
dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai
“keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan
materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien”. Sementara itu, Hadari Nawawi (1992)
mengemukakan bahwa “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau
keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai
tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu
terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Meski ditemukan pengertian
manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus
tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang
pengertian manajemen pendidikan, bahwa : Manajemen pendidikan merupakan suatu
kegiatan; Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan Manajemen
pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Manajemen
sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana
mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat
menjadi maksimal.
MSDM
didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin -
dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.[rujukan?] Kajian MSDM
menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi.
3.
Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan atau pembiayaan merupakan serangkaian kegiatan perencanaan,
melaksanakan dan mengefaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana
secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam manajemen
penidikan, masalah dana merupakan potensi yang sangat menentukan dan tidak bisa
dipisahkan dari kajian manajemen pendidikan. Adapun biaya adalah keseluruhan
dana baik secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari berbagai
sumber.
4. Manajemen Hubungan Msayarakat (Humas)
Yang ini
menurut Nasuha berfungsi sebagai pencitraan sekolah atau lembaga pendidikan.
Humas itu sendiri merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan
menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan kebijakan dan prosedur instansi
atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan dari massyarakat
5. Manajemen Keuangan
Manajemen
Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh
organisasi atau perusahaan.
Penjelasan Singkat Masing-Masing Fungsi Manajemen Keuangan :
Penjelasan Singkat Masing-Masing Fungsi Manajemen Keuangan :
1.
Perencanaan
Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2.
Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3.
Pengelolaan
Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4.
Pencarian
Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5.
Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
6.
Pengendalian
Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
7.
Pemeriksaan
Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
B. Tugas
Pokok Manejemen Keuagan
Tugas-tugas dasar yang diemban oleh seorang menejer keuangan secara umum adalah :
Tugas-tugas dasar yang diemban oleh seorang menejer keuangan secara umum adalah :
1.
Mendapatkan
Dana Perusahaan
2.
Menggunakan
Dana Perusahaan
3.
Membagi
Keuntugan / Laba Perusahaan
C. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan dengan adanya manajer keuangan untuk mengeloka dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.
6. Manajemen pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan olehperusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu
dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan
tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan
harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika
menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang
lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara
definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan
menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai
tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Perusahaan
yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk
mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang
terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep
Pemasaran".
Konsep pemasaran
Sebagai
falsafah bisnis,
konsep pemasaran bertujuan
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen.
Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu
yang berorientasi pada produk, dan penjualan. Secara definitif dapatlah
dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah
sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton,
1978).
Tiga
unsur konsep pemasaran:
- Orientasi pada Konsumen
- Penyusunan kegiatan
pemasaran secara integral
- Kepuasan Konsumen
7. Manajemen
Personalia
Manajemen
personalia adalah : "Suatu ilmu seni untuk melaksanakan antara lain
planning, controlling, sehingga efektivitas dan efesiensi personalia dapat di tingkatkan
semaksimal mungkin dalam pencapaian tujuan.
Menurut
Drs. Suwarsono ME :Pentingnya pengadaan tenaga kerja mengandung implikasi pokok
sbb :
- Memerlukan informasi secara
reguler
- Menganalisa permintaan dan
penawaran tenaga kerja masa dini dan masa yang akan datang serta mencari
keseimbangan yang timbul
- Menggunakan hasil analisa
untuk menyususn kebijakan di bidang ketenaga kerjaan
- Menyangjut pengembangan dan
pemanfaatan SDM tingkat nasional, sektoral, wilayah dan menurut jenis
jabatan
- Melakukan monotoring
terus-menerus terhadap kebijakan yang di lakukan
- Mengintegrasikan pengadaan
tenaga kerja terhadap kebijakan pembangunan.
Adapun
fungsi pengadaan tenaga kerja terutama adalah :Membantu pimpinan untuk
memberi inpormasi yang lengkap baik saran nasihat-nasihat yang berkaitan dengan
bidang ketenaga kerjaan.
Hal-hal
yang di bahas di dalam ketenaga kerja:
- langkah-langkah perencanaan
- peramalan dan audit SDM
- analisis jabatan
- reguitment (penarikan)
8. Manajemen Produksi
a Menurut
Reksohadiprodjo, dan Soedarmo (1999 : 2) manajemen produksi adalah usaha
pengelolaan secara optimal terhadap faktor-faktor produksi (resources) yang
terbatas adanya untuk mendapatkan hasil tertentu dengan menggunakan
prinsip-prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan
hasil yang sebanyak-banyaknya atau dengan tingkat hasil tertentu diusahakan dengan pengorbanan yang
sekccil-kccilnya.
b. Menurut
Handoko (2000 : 3) manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha
pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering
disebut faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan
mentah dan sebagainya, dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja
menjadi berbagai produk dan jasa.
c. Menurut
Assauri (1999 : 17) manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian
dan pengutilisasian sumber daya-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan
barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan
dan sasaran organisasi.
d. Menurut
Hatta (2000 : 9) produksi adalah segala pekerjaan yang menimbulkan guna,
memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu di antara orang banyak.
h. Menurut
Harsono (2000 : 9) produksi adalah setiap usaha manusia/ kegiatan yang membawa
benda ke dalam suatu keadaan sehingga dapat dipergunakan untuk kebutuhan
manusia dengan lebih baik.
i. Menurut
Hadiprodjo dan Soedarmo (1999 : 1) produksi adalah merupakan penciptaan atau
penambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga
lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
Kesimpulan
: Dari uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa manajemen produksi merupakan
proses pencapaian dan pengutilisasian sumber daya yang ada guna memproduksi
atau menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk mencapai tujuan dan
sasaran organisasi.
Dengan
demikian. pengertian produksi secara luas adalah usaha atau kegiatan yang
dilakukan yang dapat menimbulkan kegunaan dari suatu barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan orang banyak.
9.
Manajemen Administrasi
Selama
ini administrasi hanya dipandang sebagai kegiatan tulis menulis belaka.
Pandangan orang demikian ini tentu bukan tidak beralasan. Secara phisik
kegiatan admninistasi memang banyak didominasi dalam kegiatan tulis menulis,
baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau komputer. padahal banyak
teori yang mengatakan kegiatan administrasi lebih dari pada itu. Bahkan ada
yang lebih keterlaluan lagi bahwa administrasi hanya dipandang sebagai kegiatan
pendukung saja dalam melengkapai kegiatan yang ada di lapangan
Tidak semuanya pandangan demikian itu benar. Kegiatan administrasi atau tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ketata usahaan di sebuah lembaga mempunyai out put yang sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dansurat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar.
Oleh karena itu keakuratan data administrasi menunutut kejujuran dan kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai tentang data lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, banyak ditanyakan baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta.
Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagipara pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format administrasi pendidikan harus kapable terhadap teknologi informasi saat ini.
Bertolak dari pemikiran tersebut diatas, ditambah adanya kemajuan teknologi dan informasi yang bisa dimanfaatkan untuk mendukunya saat ini, kiranya perlu adanya sebuah pembakuan format administrasi pendidikan bagi satuan-satuan pendidikan di Indonesia. Format administrasi pendidikan yang dimaksudkan adalah mudah pengelolaannya, mudah pemahamannya dan bisa ditangani oleh tenagatenaga yang pas-pasan pengetahuan Teknik Informasinya (TI). Padahal sementara ini banyak institusi baik dari pemerintah maupun non pemerintah yang membutuhkan data pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dengan berbagai macam format administrasi, sesuai kepentingan mereka.Oleh karena itu dalam lingkup masalah ini, penulis hanya membatasi dalam membahas:
1. Format baku data administarsi kependidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan
2. Pelayanan informasi data administasi kependidikan.
Tidak semuanya pandangan demikian itu benar. Kegiatan administrasi atau tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ketata usahaan di sebuah lembaga mempunyai out put yang sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dansurat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar.
Oleh karena itu keakuratan data administrasi menunutut kejujuran dan kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai tentang data lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, banyak ditanyakan baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta.
Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagipara pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format administrasi pendidikan harus kapable terhadap teknologi informasi saat ini.
Bertolak dari pemikiran tersebut diatas, ditambah adanya kemajuan teknologi dan informasi yang bisa dimanfaatkan untuk mendukunya saat ini, kiranya perlu adanya sebuah pembakuan format administrasi pendidikan bagi satuan-satuan pendidikan di Indonesia. Format administrasi pendidikan yang dimaksudkan adalah mudah pengelolaannya, mudah pemahamannya dan bisa ditangani oleh tenagatenaga yang pas-pasan pengetahuan Teknik Informasinya (TI). Padahal sementara ini banyak institusi baik dari pemerintah maupun non pemerintah yang membutuhkan data pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dengan berbagai macam format administrasi, sesuai kepentingan mereka.Oleh karena itu dalam lingkup masalah ini, penulis hanya membatasi dalam membahas:
1. Format baku data administarsi kependidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan
2. Pelayanan informasi data administasi kependidikan.
10.
manajemen tradisional atau konvensional
Manajemen
konvensional adalah suatu manajemen yang dimiliki para pekerja yang dari
merupakan warisan dari nenek moyang yang disebarkan melalui mulut ke mulut dan
selalu di wariskan kepada generasi selanjutnya,dan berkembang karena
gagasan-gagasan yang pernah ada.Lalu
dalam suatu manajemen konvensional tidak pernah di temukan suatu prinsip.oleh
karna itu manajemen konvensional sering di sebut pengetahuan yang tradisional.
11.
Manajemen Proyek Konstruksi
Proyek
konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya dilakukan satu
kali. Pada umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek. Didalam
rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, biasanya terdapat suatu proses
yang berfungsi untuk mengolah sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu
hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah bangunan. Adapun proses yang terjadi
dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang terkait
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya banyak pihak
dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan potensi
terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen
Konstruksi pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu.
manajemen material serta manjemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam
manajemen konstruksi, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan
lebih ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan
sekitar 20% dari rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk
didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
Adapun
fungsi dari manajemen konstruksi yaitu :
·
Sebagai
Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan
·
Mengantisipasi
terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi
kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan
·
Memantau
prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan
opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
·
Hasil
evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah yang terjadi di lapangan
·
Fungsi
manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang baik yang
dapat digunakan untuk menganalisis performa dilapangan
12.
Manajemen Aset
dalam
benak kebanyakan orang atau mungkin ketika anda melakukan searching di Google
menggunakan kata kuci Asset Management maka sebagian besar informasi yang akan
anda dapatkan adalah segala sesuatu yang berhubungandengan Portfolio,
Investasi, Finance atau keuangan, namun Asset Management yang dimaksud dalam
tulisan ini adalah Manajemen Aset secara fisik atau Physical Asset
Management. Hal ini di Indonesia memang
belum banyak di implementasikan secara
total, baik ditingkat korporasi maupun
sektor pemerintahan. Ketidak tahuan atau ketidak pedulian sebagian besar
Manajemen perusahaan akan pentingnya pengelolaan aset secara terintegrasi,
barangkali juga dipicu oleh minimnya informasi serta literatur yang mengupas
masalah ini. Bahkan sepengetahuan kami di Indonesia belum banyak Institusi Pendidikan yang
memiliki sylabus serta membahas masalah “Asset Management” ini secara
mendalam.
Banyak
perusahaan masih menganggap Manajemen Aset secara Fisik adalah sama seperti
yang dikemukakan diawal, hanyalah sekedar instrumen pengelolaan daftar aset.
Anggapan yang kurang tepat lainnya adalah bahwa pengelolaan fisik aset
sepenuhnya sudah diserahkan kepada
Departemen Pemeliharaan (Maintenance), padahal baik daftar aset maupun pengelolaan
aset fisik oleh Maintenance Department hanyalah bagian kecil dari Physical
Asset Management.
Realita
di lapangan menunjukan banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari salah kelola
dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang tidak sedikit.
Sebagai contoh optimalisasi sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal
karena tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga sulit untuk mengetahui
apakah suatu alat produksi sudah saatnya untuk
diganti atau masih layak untuk di maintain.Pertanyaan berikutnya kalau
harus di maintain kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut, dan
kalau harus diganti apakah dengan jenis alat
yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan
pilihan-pilihan tersebut hanya bisa terjawab dengan tepat bila kita memiliki
informasi/data yang jelas tentang aset tersebut.
Manajemen
resiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan aset, lihatlah bagaimana sulitnya pemerintah
menghitung jumlah kerugian yang diderita akibat bencana di suatu daerah, atau
sebuah perusahaan yang kesulitan ketika harus menaksir kerugian akibat
Pabriknya kebakaran. Ini tidak akan terjadi jika kita memiliki database
manajemen aset yang selalu ter updated setiap saat.
Dengan
demikian kebijakan tentang Manajemen Aset secara strategis harus melibatkan
semua level Manajemen dan di implementasikan secara komprehensif di semua
departemen teknis operasional maupun pelayanan, termasuk departemen pendukung,
untuk lebih jelas tentang hal tersebut
bisa dilihat di artikel selanjutnya.
Berangkat
dari hal-hal tersebut di atas serta pengalaman yang dihadapi oleh kami sendiri
pada saat mengelola aset perusahaan memacu kami untuk berbagi informasi seputar
pengelolaan aset ini, terutama yang erat kaitannya dengan masalah pengelolaan
aset-aset fisik atau “Physical Asset Management”. lebih utama lagi adalah untuk
aset-aset di lingkungan Industri Pengelolaan Air Bersih.
Beberapa
artikel yang ada di sini merupakan
gambaran dari aktivitas yang kami
lakukan ketika mengelola aset, dan sebagian lainnya merupakan artikel-artikel /
jurnal yang diambil dari berbagai sumber atau referensi, dan sebagian artikel
yang kami dapat sengaja tidak kami alih
bahasakan kedalam bahasa Indonesia, dengan demikian orisinalitasnya akan tetap
terjaga.
13.
Manajemen Lalu Lintas
Manajemen
lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan
pengendalian lalu lintas. Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan,
keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, dan dilakukan antara lain
dengan :
·
usaha
peningkatan kapasitas jalan ruas, persimpangan, dan/atau jaringan jalan;
·
pemberian
prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan tertentu;
·
penyesuaian
antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan tertentu dengan
mempertimbangkan keterpaduan intra dan antar moda;
·
penetapan
sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi pemakai jalan.
Kegiatan
perencanaan lalu lintas
Kegiatan
perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan.
Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat pelayanan pada setiap
ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini
adalah merupakan kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu
lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan. penetapan
tingkat pelayanan yang diinginkan. Dalam menentukan tingkat pelayanan yang
diinginkan dilakukan antara lain dengan memperhatikan : rencana umum jaringan
transportasi jalan; peranan, kapasitas, dan karakteristik jalan, kelas jalan,
karakteristik lalu lintas, aspek lingkungan, aspek sosial dan ekonomi.penetapan
pemecahan permasalahan lalu lintas, penyusunan rencana dan program pelaksanaan
perwujudannya. Maksud rencana dan program perwujudan dalam ketentuan ini antara
lain meliputi: penentuan tingkat pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas
jalan dan persimpangan, usulan aturan-aturan lalu lintas yang akan ditetapkan
pada setiap ruas jalan dan persimpangan, usulan pengadaan dan pemasangan serta
pemeliharaan rambu rambu lalu lintas marka jalan, alat pemberi isyarat lalu
lintas, dan alat pengendali dan pengaman pemakai jalan; usulan kegiatan atau tindakan
baik untuk keperluan penyusunan usulan maupun penyuluhan kepada masyarakat.
Kegiatan
pengaturan lalu lintas meliputi
Kegiatan
penetapan kebijaksanaan lalu lintas pada jaringan atau ruas-ruas jalan
tertentu. termasuk dalam pengertian penetapan kebijaksanaan lalu lintas dalam
ketentuan ini antara lain penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan kecepatan
maksimum dan/atau minimum, larangan penggunaan jalan, larangan dan/atau
perintah bagi pemakai jalan
Kegiatan
pengawasan lalu lintas meliputi
pemantauan
dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. Kegiatan
pemantauan dan penilaian dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari
kebijaksanaan-kebijaksanaaan tersebut untuk mendukung pencapaian tingkat
pelayanan yang telah ditentukan. Termasuk dalam kegiatan pemanatauan antara
lain meliputi inventarisasi mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan lalu lintas
yang berlaku pada ruas jalan, jumlah pelanggaran dan tindakan-tindakan koreksi
yang telah dilakukan atas pelanggaran tersebut. Termasuk dalam kegiatan
penilaian antara lain meliputi penentuan kriteria penilaian, analisis tingkat
pelayanan, analisis pelanggaran dan usulan tindakan perbaikan.
tindakan
korektif terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. Tindakan korektif
dimaksudkan untuk menjamin tercapainya sasaran tingkat pelayanan yang telah
ditentukan. Termasuk dalam tindakan korektif adalah peninjauan ulang terhadap
kebijaksanaan apabila di dalam pelaksanaannya menimbulkan masalah yang tidak
diinginkan.
Kegiatan
pengendalian lalu lintas meliputi
pemberian
arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. Pemberian
arahan dan petunjuk dalam ketentuan ini berupa penetapan atau pemberian pedoman
dan tata cara untuk keperluan pelaksanaan manajemen lalu lintas, dengan maksud
agar diperoleh keseragaman dalam pelaksanaannya serta dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya untuk menjamin tercapainya tingkat pelayanan yang telah
ditetapkan.
pemberian
bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban
masyarakat dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas.
14.
Manajemen investasi
Manajemen
investasi adalah manajemen profesional yang mengelola beragam sekuritas atau
surat berharga seperti saham, obligasi dan aset lainnya seperti properti dengan
tujuan untuk mencapai target investasi yang menguntungkan bagi investor.
Investor tersebut dapat berupa institusi ( perusahaan asuransi, dana pensiun,
perusahaan dll) ataupun dapat juga merupakan investor perorangan, dimana sarana
yang digunakan biasanya berupa kontrak investasi atau yang umumnya digunakan
adalah berupa kontrak investasi kolektif (KIK) seperti reksadana.
Lingkup
jasa pelayanan manajemen investasi adalah termasuk melakukan analisis keuangan,
pemilihan aset, pemilihan saham, implementasi perencanaan serta melakukan
pemantauan terhadap investasi.
Diluar
industri keuangan, terminologi "manajemen investasi merujuk pada investasi
lainnya selain daripada investasi dibidang keuangan seperti misalnya proyek,
merek, paten dan banyak lainnya selain daripada saham dan obligasi.
Manajemen
investasi merupakan suatu industri global yang sangat besar serta memegang
peran penting dalam pengelolaan triliunan dollar, euro, pound dan yen.
Manajemen
Pengetahuan (Bahasa Inggris: Knowledge Management) adalah kumpulan perangkat,
teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi,
meningkatkan, dan membagikan pengertian dan pengalaman. Pengertian dan
pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam
seorang individu atau yang melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu
organisasi. Fokus dari MP adalah untuk menemukan cara-cara baru untuk
menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang bermanfaat, hingga akhirnya
menjadi pengetahuan.
Cut
Zurnali (2008) mengemukakan istilah knowledge management pertama sekali
digunakan oleh Wiig pada tahun 1986, saat menulis buku pertamanya mengenai
topik Knowledge Management Foundations yang dipublikasikan pada tahun 1993.
Akhir-akhir ini, konsep knowledge management mendapat perhatian yang luas. Hal
ini menyatakan secara tidak langsung proses pentransformasian informasi dan
intellectual assets ke dalam enduring value. Knowledge management merupakan
kekhususan organisasi (organization-specific), ketika perhatian dasarnya adalah
ekploitasi dan pengembangan organizational knowledge assets kepada
tujuan-tujuan organisasi selanjutnya. Knowledge management bukan merupakan
sesuatu yang lebih baik (better things), tapi untuk mengetahui bagaimana
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik (things better).
Kegiatan
manajemen pengetahuan (MP) ini biasanya dikaitkan dengan tujuan organisasi
semisal untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama,
peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih
tinggi. Pada umumnya, motivasi organisasi untuk menerapkan MP antara lain:
·
Membuat
pengetahuan terkait pengembangan produk dan jasa menjadi tersedia dalam bentuk
eksplisit
·
Mencapai
siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat
·
Memfasilitasi
dan mengelola inovasi dan pembelajaran organisasi
·
Mendaya-ungkit
keahlian orang-orang di seluruh penjuru organisasi
·
Meningkatkan
keterhubungan jejaring antara pribadi internal dan juga eksternal
·
Mengelola
lingkungan bisnis dan memungkinkan para karyawan untuk mendapatkan pengertian
dan gagasan yang relevan terkait pekerjaan mereka
·
Mengelola
modal intelektual dan aset intelektual di tempat kerja
Pengetahuan
bukanlah sekadar informasi. Pengetahuan bersarang bukan di wadah tempat
disimpannya informasi (semisal basis data), melainkan berada di pengguna
informasi bersangkutan. Terdapat beberapa hal yang membedakan antara
pengetahuan, informasi, dan data. Memahami beda antara ketiganya sangatlah
penting dalam memahami MP.
Transfer
pengetahuan (salah satu aspek dari manajemen pengetahuan) dalam berbagai
bentuk, telah sejak lama dilakukan. Contohnya adalah melalui diskusi sepadan
dalam kerja, magang, perpustakaan perusahaan, pelatihan profesional, dan
program mentoring. Walaupun demikian sejak akhir abad ke-20, teknologi tambahan
telah diterapkan untuk melakukan tugas ini, seperti basis pengetahuan, sistem
pakar, dan repositori pengetahuan.
15.
Manajemen strategis
Manajemen
strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan
mencapai sasarannya.[1] Sesuai definisinya, manajemen strategis berfokus pada
proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan
untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan
kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu
bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga tahapan dalam manajemen
strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi
strategi.
[1].
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya
disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif
organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk
perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen
strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis
adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber
daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi
tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi
dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah
proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi
merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan
mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang
terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia,
dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Beberapa
pakar dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen strategis dengan cara yang
berbeda-beda. Ketchen (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai
analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif.
[2]
Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama,
manajemen strategis dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan proses yang
berjalan (ongoing processes): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen
strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen menganalisis sasaran strategis
(visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi
perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis.
Keputusan ini harus mampu menjawab dua pertanyaan utama: (1) industri apa yang digeluti perusahaan dan
(2) bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut. Terakhir,
tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut. Tindakan yang perlu
dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan merancang
organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.
Elemen
kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah perusahaan mampu
mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan
bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga,
tetapi juga sulit ditiru atau dicari subtitusinya sehingga mampu bertahan lama.
Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan
melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan
aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.
16.
Manajeman konflik
Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat
situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu
dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan
kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin
dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan
orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan
menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt,
dan Osborn (1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup
organisasi) adalah: Conflict
is a situation which two or more people disagree
over issues of organisational substance and/or experience some emotional
antagonism with one another.
yang kurang lebih memiliki arti bahwa konflik adalah
suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu
permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya
perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Menurut Stoner Konflik organisasi adalah mencakup
ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal
tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17)
Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak
yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan
(Pickering, 2001).
Ciri-Ciri Konflik :
Menurut Wijono( 1993 : 37) Ciri-ciri Konflik adalah
:
1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara
perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling
bertentangan.
2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak
secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan
ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.
3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh
gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi,
dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti:
status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik:
sandang- pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu:
mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa
aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan
sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut.
5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha
masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat,
golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.
17.
Manajemen Operasi dan Produksi
(Managementdaily - Quality) - Dalam melaksanakan
produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen yang berguna untuk
menerapkan keputusan – keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian
penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai manajemen
produksi atau manajemen operasional. Berikut ini adalah definisi manajemen
operasi dan produksi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain :
Jay Heizer dan Barry Render: manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
menjadi output.
Pangestu Subagyo:
manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur
kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien.
Eddy Herjanto: manajemen operasi dan produksi dapat
diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan
fungsi – fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara
efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Dari definisi – definisi yang telah dikemukakan
diatas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Operasi dan Produksi merupakan
serangkaian proses dalam menciptakan barang dan jasa atau kegiatan mengubah
bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang dan jasa yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Secara History kegiatan operasi sudah dikenal
beribu-ribu tahun yang lalu, sejak manusia mengenal cara berburu, membuat suatu
benda, dan lain-lain. Pengetahuan atau
cara tersebut berkembang terus dengan ditemukan prinsip serta metode baru, dan
akhirnya terbentuk menjadi suatu ilmu sendiri, dilengkapi dengan masuknya
unsur-unsur ilmu pengetahuan yang lain.
Perkembangan manajemen operasi lebih terasa sejak
meletusnya Revolusi Industri pada abad ke-18. Pada saat itu, pola kerajinan tangan
mulai tergeser, dan sistem pabrik mulai berkembang. Dilengkapi dengan penemuan
teknologi yang semakin lama semakin canggih, selain fasilitas produksi menjadi
lebih modern, penanganannya juga menjadi lebih kompleks.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan
perekonomian, konsep manajemen operasi menjadi semakin berkembang dan semakin
terasa peranannya dalam pengembangan perusahaan agar semakin efisien dan
efektif sehingga memiliki daya saing yang kuat.
Perkembangan manajemen operasi sampai dalam bentuknya
sekarang ini didasarkan atas penemuan dari para ahli.
Hal ini dapat dilihat dari adanya aliran utama yang
menyumbang terhadap perkembangan bidang manajemen operasi, yaitu:
1. Pembagian Kerja
Menurut Adam Smith, spesialisasi tenaga kerja akan
meningkatkan keluaran karena tiga faktor, yaitu:
• Peningkatan
keterampilan karyawan;
• Penghematan
waktu kerja yang hilang karena perubahan pekerjaan;
• Penemuan
peralatan-peralatan dan mesin.
2. Revolusi Industri
Merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin, dan James Watt adalah orang yang memberikan sumbangan terbesar dalam
Revolusi Industri dengan penemuan mesin uapnya sebagai cumber utama tenaga
mesin mobil untuk pertanian dan pabrik.
3. Manajemen Ilmiah
Dikembangkan oleh Frederick W. Taylor dengan
pengertian bahwa manajemen ilmiah merupakan:
• Penerapan
metode-metode ilmiah pada studi, analisis, dan pemecahan masalah-masalah
operasi;
• Seperangkat
mekanisme-mekanisme dan teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi
organisasi;
• Hubungan
manusiawi.
Dikembangkan oleh Elton Mayo, bahwa motivasi
karyawan adalah unsur krusial dalam peningkatan produktivitas tanpa mengabaikan
aspek lingkungan fisik dan teknik.
4. Model-model Keputusan Kuantitatif
Digunakan untuk menyajikan suatu sistem produktif dalam
model- model matematika, contohnya rumusan EOQ untuk manajemen persediaan,
metode simpleks linear programming.
5. Komputer
Kegiatan operasi memanfaatkan komputer untuk
manajemen persediaan, scheduling produksi, pengawasan kualitas, dan sister
pembiayaan.
18.
Manajeman Laboratorium
Laboratorium
adalah bagian integral dari bidang akademik (bukan bagian dari rumah tangga atau
administrasi), maka manajemen laboratorium perlu direncanakan seiring dengan
perencanaan akademik (program dan anggarannya). Peranan laboratorium sangat
besar dalam menentukan mutu pendidikan karena laboratoriumlah yang menghasilkan
karya-karya ilmiah yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh institusi
lainnya. Sehingga bagi perguruan tinngi yang bermutu, laboratorium menjadi
bagian yang dikedepankan.
Manajemen
laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu
memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus
mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan
prasarana dan penggunaan laboratorium.
1.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Seorang
laboran yang bertugas untuk menjaga dan memelihara laboratorium dan mengawasi
jalannya praktikum atau penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
·
Mengetahui
prosedur yang benar tentang pengoperasian alat dan mampu mengoperasikan semua
peralatan yang ada di laboratorium.
·
Mengetahui
cara-cara penyimpanan bahan-bahan kimia sesuai dengan MSDS (Material Safety
Data Sheet).
·
Mengetahui
sumber-sumber bahaya yang ada di laboratorium dan mampu melakukan pencegahan
terhadap terjadinya kecelakaan di laboratorium.
·
Bertanggung
jawab terhadap stok peralatan dan bahan yang ada di laboratorium.
·
Mampu
membuat larutan standar dan bisa melakukan pengenceran bahan.
2.
Manajemen Sarana Prasarana
Penataan
laboratorium yang meliputi penataan peralatan dan bahan harus teridentifikasi
secara baik. Berikut beberapa kriteria
penataan laboratorium.
·
Almari
(tempat peralatan) harus dilengkapi dengan daftar alat yang tersimpan di
dalamnya.
·
Setiap
wadah bahan kimia harus dilengkapi dengan label karakteristik bahan.
·
·Penempatan
bahan harus terklasifikasi sesuai tingkat bahayanya dan rak penyimpanan
bahandilengkapi dengan label tanda bahaya.
3.
Manajemen Penggunaan Laboratorium
Setiap
penggunaan laboratorium baik untuk praktikum maupun penelitian harus
menyerahkan terlebih dahulu jadwal penggunaannya sehingga tidak terjadi tumpang
tindih jadwal penggunaan laboratorium. Selain itu pengguna laboratorium harus
memakai peralatan laboratorium seperti jas, masker dan sarung tangan (jika
diperlukan) dan mengikuti prosedur peminjaman alat dan permintaan bahan yang
berlaku di laboratorium. Manajemen laboratorium sangat penting untuk
dilaksanakan guna terciptanya laboratorium yang nyaman sehingga produktifitas
laboratorium dapat dipacu.
19.
Manajemen Laba
mendefinisikan
manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease reported net
income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen
untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai
dengan keinginan manajer. Scott (2000) dalam Rahmawati dkk. (2006) membagi cara
pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.
1.
melihatnya sebagai perilaku oportunistik
manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi,
kontrak utang, dan political costs (opportunistic earnings management).
2.
dengan memandang manajemen laba dari
perspektif efficient contracting (efficient earnings management), dimana
manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka
dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk
keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer
dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya
dengan membuat perataan laba (income smoothing)dan pertumbuhan laba sepanjang
waktu.
Pengertian
Manajemen Laba menurut ahli
1.
Pengertian
manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang
menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan
tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa
keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari
proses tersebut).
2.
Pengertian
manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen labaadalah suatu
proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting
Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
3.
Pengertian
manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen labaadalah
tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit
yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan
atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
4.
Pengertian
manajemen laba menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika
manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi
untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholderstentang
kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan
dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.
Manajemen
laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan
tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu
faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba
menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan
keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba
tanpa rekayasa (Setiawati dan Na’im, 2000 dalam Rahmawati dkk, 2006).
Manajemen
laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan.
Manajemen laba tidak selalu diartikan sebagai suatu upaya negatif yang
merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi
laba. Manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi
data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan
metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan
tertentu dalam batasan GAAP. Pihak-pihak yang kontra terhadap manajemen laba,
menganggap bahwa manajemen laba merupakan pengurangan dalam keandalan informasi
yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan resiko
portofolionya (Ashari dkk, 1994 dalam Assih, 2004).
Faktor-faktor
pendorong manajemen laba
Dalam
Positif Accounting Theory terdapat tiga faktor pendorong yang melatarbelakangi
terjadinya manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986), yaitu:
1. Bonus Plan Hypothesis
Manajemen
akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang
tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih
banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.
2. Debt Covenant Hypothesis
Manajer
perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih
metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba (Sweeney, 1994 dalam
Rahmawati dkk, (2006). Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan
pihak eksternal.
3. Political Cost Hypothesis
Semakin
besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih
metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba
yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya: mengenakan
peraturan antitrust,menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)