Jumat, 26 Oktober 2012

Perencanaan



PERENCANAAN

A. Perencanaan SDM
Terdapat berbagai macam pengertian dari perencanaan sumber daya manusia yang didefinisikan oleh para ahli manajemen sumber daya manusia (MSDM), yaitu antara lain sebagai berikut :
 (Wayne F. Cascio, 1995:142) Suatu usaha untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis dan permintaan dari suatu organisasi di masa yang akan datang, dan untuk mempersiapkan para karyawan agar dapat memenuhi kepuasan bisnis dari permintaan tersebut.
(William F. Glueck, 1982:85) Suatu proses di mana manajemen menetukan bagaimana organisasi seharusnya dapat berubah dari posisi yang tetap menjadi posisi yang diinginkan
 (William H. Cunningham, 1996:347) Suatu proses analisis kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu organisasi dan pengembangan sebuah program untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi tersebut.
Selain tiga pendapat dari para ahli MSDM tersebut, masih banyak lagi para ahli MSDM lain yang memberikan definisi perencanaan sumber daya manusia atau human resousrce planning tersebut, yang tidak dapat kami paparkan satu persatu di sini, mengingat terbatasnya jumlah halaman makalah yang kami buat. Namun, dari berbagai ahli MSDM itu, dapat ditarik kesimpulan oleh Herman Sofyandi pada bukunya “ Manajemen Sumber Daya Manusia ” bahwa :
“ Perencanaan Sumber Daya Manusia (human resource planning) merupakan fungsi pertama dalam manajemen SDM dan sebagai bagian dari fungsi perencanaan strategis organisasi yang didefinisikan sebagai suatu proses sistematis dan berkesinambungan dalam menentukan kebutuhan SDM di masa depan baik kuantitas maupun kualitas pada waktu yang tepat, posisi yang tepat, melakukan berbagai pekerjaan yang tepat, dalam jangka panjang guna mengantisipasi perubahan lingkungan dan organisasi serta meminimasi biaya dalam rangka pencapaian tujuan individu dan organisasi. “ 
B.  Perencanaan Pendidikan
Dari berbagai pendapat atau definisi yang dikemukakan oleh para pakar manajemen, antara lain :
a.    Menurut, “Prof. Dr. Yusuf Enoch” Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b.   Menurut  “Beeby, C.E.” Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
c.    “Menurut Guruge (1972)” Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
d.   “ Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975)” Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
e.    “Menurut Coombs (1982)” Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
f.    “Menurut Y. Dror (1975)” Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang ikut serta dalam proses ini adalah :
·         Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikan.
·         Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan (policy) secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Maka ketepatan pelaksanaan dari perencanaan pendidikan.

Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang kekuasaan, siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Terutama dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu memperoleh perhatian, misalnya mengenai system kenegaraan yang merupakan bentuk dan system manajemennya, bagaimana dan siapa atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan itu. Juga masalah bobot u ntuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil system dari pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana pendidikan.
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi bahwa masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep keputusan yang akan dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari sudut kepentingan nasional.

C.  Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dapat didefinisikan sebagai proses untukmerencanakan sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhidengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat dan biayaproduksi minimum [HAK08].Petugas perencanaan produksi, tugasnya lebih banyak padamanajemen bagaimana suatu produk diproses di dalam pabrik dari bahanbaku hingga siap dikirim [WIJ09].Perencanaan Produksi harus mempunyai sifat – sifat sebagai berikut[HAK08]:1. Berjangka waktuProses produksi merupakan proses yang sangat kompleks. Prosestersebut memerlukan keterlibatan bermacam – macam tingkatketerampilan tenaga kerja, peralatan modal, dan informasi yangbiasanya dilakukan secara terus – menerus dalam jangka waktu yangsangat lama. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah denganmembuat rencana produksi yang mencakup periode waktu tertentu danakan diperbaharui bila periode waktu tersebut sudah dicapai.Dalam perencanaan produksi, biasanya kita jumpai tiga jenisperencanaan berdasarkan periode waktu yang dicakup olehperencanaan tersebut, yaitu :
1. Perencanaan produksi jangka panjangb. Perencanaan produksi jangka menengahc. Perencanaan produksi jangka pendek
2. BerjenjangPerencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang.Artinya, perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaanproduksi level yang lebih rendah adalah penjabaran dari perencanaanproduksi level yang lebih tinggi.
3. BerkelanjutanPerencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yangmerupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masaberlakunya maka harus dibuat rencana produksi baru untuk periodewaktu berikutnya.
4. TerukurSelama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akanselalu dimonitor untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangandari rencana yang ditetapkan.
5. RealistisRencana produksi yang dibuat haruslah sesuai dengan kondisiperusahaan,sehingga target yang diteteapkan merupakan nilai yangrealistik untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaanpada saat rencana tersebut dibuat.
6. AkuratPerencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi – informasiyang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka –angka yang dimunculkan dalam target produksi dapatdipertanggungjawabkan.
7. MenantangRencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yanghanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh – sungguh.

D. Perencanaan Pemasaran
Rencana  pemasaran lebih dititik beratkan pada  produk/pasar  dan pengembangan  strategi dan program pemasaran yang terinci  dengan baik agar  dapat memperoleh sasaran/tujuan produk  dalam  pasar. Dengan  kata lain, rencana pemasaran merupakan instrumen  terpadu untuk mengarahkan dan memadukan upaya pemasaran tersebut. Proses perencanaan pemasaran tadi terdiri dari lima tahapan, yaitu  :  mengalisis peluang pasar, meneliti dan  memilih  pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merencanakan dan mengorga¬nisasi  program  pemasaran, melaksankan dan mengendalikan upaya pemasaran tadi. Masing-masing tahapan ini telah kita bahas dengan ringkasan dalam bab ini dan akan kita uraikan lebih lanjut  dalam bab berikutnya.
Isi dari suatu rencana pemasaran pada suatu perusahaan dapat berbeda dengan perusahaan lain, namun paling sedikit harus berisi rangkuman pimpinan, situasi pemasaran saat ini, analisis  peluang dan  masalah, sasaran,  strategi  pemasaran,  program  kegiatan, anggaran rugi laba dan pengendalian. Agar  tercapai  perencanaan yang  efektif,  seorang  manajer pemasaran harus dengan akibat penjualan dan keuntungannya. Hubun¬gan itu tercakup dalam persamaan keuntungan dan persamaan penjua¬lan. Perencanaan  optimum  bagi  pengeluaran  pemasaran,  bauran pemasaran dan alokasi dana pemasaran.
E.  Perencanaan Produk
Perencanaan Produk dalam Pemasaran
Produk sangat penting untuk mencapai sasaran pemasaran. Kesenjangan yang terjadi antara tren/ramalan penjualan dengan tujuan perusahaan dapat dijembatani dengan :
•           Peningkatan produktivitas.
•           Penetrasi pasar dilakukan dengan meningkatkan fungsi produk, meningkatkan pangsa pasar,  dan lain-lain.
•           Pengembangan produk baru.
•           Pengembangan pasar baru (contohnya: kelompok pengguna baru, memasuki segmen pasar baru, ekspansi geografis).
•           Kombinasi produk dan pasar baru.
•           Penerapan strategi baru (contohnya: akuisisi, lisensi waralaba, joint venture).
Strategi produk dibedakan menjadi strategi reaktif dan proaktif. Strategi reaktif berkaitan dengan tekanan dari luar yang memaksa organisasi melakukan aksi. Strategi proaktif secara eksplisit mengalokasikan sumber daya untuk mengidentifikasi dan menangkap kesempatan serta mengantisipasi kejadian yang tidak menguntungkan.
Pengembangan produk dilakukan melalui tahapan berikut :
1.         audit pasar;
2.         analisis SWOT;
3.         penetapan tujuan;
4.         kriteria persetujuan;
5.         pembangkitan ide;
6.         pemilahan ide;
7.         pengujian konsep;
8.         analisis bisnis;
9.         pengembangan produk;
10.       pengujian;
11.       komersialisasi.
Proses desain produk merupakan bagian dari strategi proaktif di mana langkah-langkahnya adalah:
1.         Mengidentifikasi kesempatan.
2.         Memproses desain produk untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
3.         Melakukan pengujian produk dan program pemasarannya.
4.         Meluncurkan produk dan penelusuran jalannya produk baru.
5.         Mengelola daur hidup produk.
Dalam melakukan perencanaan pemasaran produk baru, perlu diperhatikan pengujian pasar produk sebelum meluncurkan produk dalam skala penuh. Pertama-tama menguji unsur periklanan dan fisik produk. Kemudian pengujian melalui pretes pasar. Kekurangan yang muncul diumpan balikkan ke tahapan desain. Langkah terakhir, produk diatur untuk diuji dalam tes pasar. Jika produk sukses di tes pasar, ia bisa diluncurkan secara penuh di pasar. Jika tidak, ia harus dikembalian ke tahapan desain.
Semua produk mempunyai daur hidup. Konsep daur hidup produk berguna untuk memprediksikan pola penjualan di masa yang akan datang. Anda dapat memilih strategi apa yang harus diterapkan sesuai dengan posisi produk dalam daur hidup. Karenanya, terlebih dahulu Anda harus menetapkan posisi produk Anda dalam daur hidup. Memposisikan produk dilakukan dengan memperhitungkan perkiraan penjualan, laba, marjin, pangsa pasar, dan harga produk pada setiap tahapan dalam daur hidup.
Strategi yang dapat diterapkan dalam tahapan perkenalan adalah strategi harga skimming dan strategi harga penetrasi. Pada tahapan pertumbuhan strategi yang tepat adalah membangun kesadaran merek, pengembangan produk, mencari pasar baru, pengurangan biaya, promosi, dan penurunan harga. Pada tahapan kedewasaan, strategi yang dapat diterapkan adalah strategi mempertahankan, strategi defensif, dan strategi inovasi produk. Sedangkan pada tahapan penurunan, pilihan strategi yang digunakan adalah penarikan produk dan fokus pada pemakai.
F.  Perencanaan Komunikasi Pemasaran
Untuk mencapai sasaran pemasaran, perusahaan perlu berkomunikasi dengan pelanggannya, baik pelanggan lama maupun pelanggan potensial. Komunikasi tersebut dapat digolongkan menjadi :
•           Komunikasi impersonal, contohnya iklan, display di titik penjualan, promosi penjualan, media elektronik, dan humas.
•           Komunikasi personal (atau orang-ke-orang langsung), contohnya pertemuan langsung antara wiraniaga dengan pelanggan di pusat penjualan dan pusat informasi.
Perusahaan memiliki beragam teknik komunikasi yang dapat digunakan secara sendiri-sendiri atau kombinasi (baur komunikasi). Semuanya bergantung pada situasi, terutama anggaran agar didapatkan efek komunikasi yang maksimum.
Pengembangan program periklanan melibatkan lima tahap. Pertama, pengiklan perlu menetapkan sasaran iklan; kedua, mereka harus menetapkan anggaran yang memperhitungkan tahapan siklus hidup produk, pangsa pasar dan basis konsumen, persaingan, frekuensi iklan dan tingkat substitusi produk. Ketiga, mereka harus memilih pesan iklan, menentukan bagaimana pesan dihasilkan. Keempat, mereka harus memutuskan media yang akan digunakan. Keputusan ini mencakup memilih jangkauan, frekuensi dan dampak yang diinginkan, lalu memilih media yang membawa pesan tersebut.
Promosi penjualan merupakan kiat-kiat insentif yang sebagian besar bersifat jangka pendek. Promosi penjualan dirancang untuk merangsang pembelian produk/jasa tertentu yang lebih cepat dan/atau lebih banyak oleh pelangan. Promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualn dibedakan menjadi promosi konsumen, promosi perdagangan, dan promosi bisnis dan wiraniaga. Contoh promosi perdagangan adalah potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis; contoh promosi bisnis dan wiraniaga adalah pameran perdagangan dan konvensi, kontes bagi wiraniaga dan iklan khusus. Dalam menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus menetapkan tujuan, memilih kiat, mengembangkan program, mengujicoba, menerapkan dan mengendalikannya, serta mengevaluasi hasilnya. Promosi penjualan berhasil meningkatkan penjualan dan pangsa pasar jangka pendek tetapi tidak berpengaruh untuk jangka panjang.
Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau menjaga citra perushaan atau tiap produknya. Kiat utama humas adalah publikasi, peritiwa, berita, pidato, kegiatan pelayanan masyarakat, dan media identitas. Dalam mempertimbangkan kapan dan bagaimana menggunakan humas, manajemen harus menetapkan tujuan pemasaran, memilih pesan dan sasaran humas, menetapkan rencana tersebut dengan hati-hati dan mengevaluasi hasilnya. Hasil penerapan program dievaluasi dalam bentuk besarnya paparan dan penghematan biaya, perubahan kesadaran/pengertian/sikap, dan kontribusi penjualan dan laba.
G.  Perencanaan Harga
Harga seperti halnya periklanan, promosi, dan penggunaan tenaga penjualan merupakan bagian dari alat pemasaran. Harga adalah bagian dari alat pemasaran yang lebih mudah dan lebih cepat diubah dibandingkan dengan apabila kita mengubah kampanye periklanan, merombak promosi penjualan, dan mengubah perilaku tenaga penjualan.
Keputusan harga tidak hanya berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan tetapi juga berpengaruh terhadap permintaan. Dengan kata lain merubah harga akan berpengaruh terhadap jumlah barang yang dijual. Bertentangan dengan pentingnya kehati-hatian dalam penetapan harga, banyak perusahaan tidak memiliki perencanaan harga. Bahkan sering kali penetapan harga menjadi ajang tarik menarik antara pemasaran dan para akuntan.
Untuk menetapkan kebijakan harga yang masuk akal, perusahaan harus terlebih dahulu memiliki sistem pembiayaan yang akurat yang benar-benar mencerminkan situasi perusahaan. Bila kebijakan perusahaan adalah untuk menghasilkan keuntungan jangka pendek, maka perusahaan harus menerapkan kebijakan harga awal yang tinggi.

H.Perencanaan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya konsep, rancangan, atau program, dan perencanaan berarti proses, perbuatan, cara merencanakan. Selain itu, rencana dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, proses perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut H.B. Siswanto (2007:42) perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Menurutnya, merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumberdaya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumberdaya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan .
George R. Terry dan Leslie W. Rue (2009:9) menyatakan bahwa planning atau perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Sementara itu, Mulyasa (2006:223) menjelaskan  bahwa  perencanaan adalah suatu bentuk dari pengambilan keputusan (decision making).
Hamzah B. Uno (2008: 2) juga menyatakan perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan  definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan mengandung  paling sedikit 4 unsur yaitu:
a.    ada tujuan yang harus dicapai
b.    ada strategi untuk mencapai tujuan
c.    sumber daya yang mendukung
d.    implementasi setiap keputusan

Perencanaan selalu mempunyai arah yang hendak dicapai yaitu tujuan yang harus dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Strategi untuk mencapai tujuan berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana. Penetapan sumber daya yang dapat mendukung diperlukan untuk mencapai tujuan meliputi penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.
Perencanaan adalah suatu cara untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif untuk memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir dan pengkajian dan penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari semua proses pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional.
Sedangkan pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  berasal dari kata belajar yang artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; atau berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan seseorang belajar.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Masnur Muslich (2007:71) juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehinggga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada ahirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Degeng dalam Hamzah B. Uno (2008:2) mendefenisikan dengan singkat bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.
Richard L. Daft (2003:30) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah sebuah perubahan prilaku atau suatu perubahan kinerja yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Hal ini juga dibenarkan oleh Slavin dalam H. Douglas Brown (2007:8) yang mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah sebuah perubahan dalam diri seorang yang disebabkan oleh pengalaman. Pernyataan ini juga didukung oleh Kunandar (2009:287) yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar  yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara penyampaian kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.
I. Perencanaan Pajak Domestik
Perencanaan pajak dapat diartikan sebagai upaya membayar pajak sebatas hanya diwajibkan. Dapat juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dalam undang-undang. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa perencanaan pajak adalah proses pengelolaan kewajiban perpajakan sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam posisi yang minimal, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan atau dilakukan secara legal yang dapat diterima oleh aparat perpajakan.
Manfaat perencanaan pajak dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
•           Penghematan kas keluar. Perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang merupakan biaya bagi  perusahaan.
•           Mengatur aliran kas (cash flow). Perencanaan pajak dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.
Beberapa strategi yang digunakan dalan mengefisienkan beban pajak adalah :
a)         Pemilihan Bentuk Badan Usaha antara pemilihan bentuk PT atau CV.
b)         Memilih lokasi perusahaan atau melakukan penanaman modal di bidang usaha tertentu dan atau di bidang tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional dapat diberikan fasilitas perpajakan.
c)         Mengambil keuntungan yg sebesar-besarnya dari pengecualian atau pengurangan atas Penghasilan Kena Pajak. Seperti apabila diketahui bahwa Penghasilan Kena Pajak perusahaan besar dan akan mengakibatkan pajak terhutang besar, sebaiknya perusahaan membelanjakan sebagian laba perusahaan untuk penelitian dan pengembangan, biaya pendidikan, biaya training yang boleh dikurangi dari penghasilan kena pajak.
d)         Penempatan modal perusahan kepada perseroan terbatas lebih menguntungkan kalau besarnya modal yang disetor paling rendah 25 %. Apabila modal yang ditempatkan kurang dari 25 % maka dividen yang dibagi dari perusahan akan dikenakan pajak.
e)         Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang atau natura / kenikmatan dapat dipilih sebagai alternatif untuk mengefisienkan pajak.
f)         Untuk pendanaan aktiva tetap lebih menguntungkan secara leasing dengan hak opsi dibandingkan pembelian langsung.

j. Perencanaan Keuangan Keluarga
Sudah lazim dan wajar sebagai manusia pasti menginginkan kehidupan yang baik, layak, bahagia dan sejahtera bersama keluarga dan kerabat di masa depan. Namun sebagai manusia pula kita tidak dapat mengetahui
apa yang akan terjadi di masa depan, bahkan untuk 1 detik pun. Tak ada yang tahu jika hari ini kita masih dalam posisi memiliki banyak uang namun keesokkan harinya kita jatuh sakit dan harus mengeluarkan biaya
yang besar sehingga menghabiskan hampir semua uang yang kita miliki. Tak ada yang dapat menjamin kehidupan manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, manusia memerlukan adanya jaminan atau kepastian hidupnya di masa depan atau masa pensiunnya.Keputusan apapun yang kita lakukan, akan menentukan masa depan kita kelak. Tidak adanya jaminan hidup di masa pensiun membuat ketidakpastian hidup sehingga kita membutuhkan persiapan agar dapat hidup tenang. Persiapan dalam membangun kehidupan yang bahagia di masa pensiun bukan masalah yang mudah. Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup bersama kerabat dan keluarga membutuhkan persiapan waktu yang tidak singkat, bukan hanya seminggu, sebulan atau setahun. Persiapan memerlukan waktu yang panjang dengan rencana dan usaha yang matang. Salah satu rencana yang harus dipersiapkan adalah rencana keuangan keluarga.
Di masa yang akan datang seiring dengan bertambahnya kebutuhan maka biaya yang harus dipersiapkan akan semakin banyak. Biaya pendidikan, biaya pensiun, biaya perlindungan atau asuransi dan biaya perjalanan
ibadah adalah biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Apabila kita tidak bijaksana mengelola keuangan maka kita akan menemui kesulitan finansial kelak di masa depan. Membangun kebahagian bersama keluarga di masa depan tanpa adanya sebuah perencanaan keuangan di masa depan seperti membangun bangunan tanpa sebuah pondasi. Tidak adanya dasar dan pondasi dalam bangunan tersebut membuat bangunan tidak kokoh bahkan tidak dapat berdiri. Sama halnya dengan membangun kehidupan jika tidak adanya rencana maka tidak ada kepastian kehidupan kita akan bahagia sesuai yang diharapkan. Sebagai contoh apabila kita dalam posisi memiliki banyak uang jika tidak dapat menggunakan dengan bijaksana maka beberapa pengeluaran kemungkinan akan digunakan untuk hal-hal yang tidak perlu dan tidak bermanfaat. Begitu pula apabila kita dalam keadaan kurang mampu maka akan lebih sulit lagi menjamin kehidupan di masa depan. Hal tersebutlah yang mengharuskan kita memiliki perencanaan keuangan keluarga.
Perencanaan keuangan keluarga dapat membantu kita dalam mencapai tujuan perencanaan hidup yang lebih baik di masa depan. Dimana Anda dapat membiayai kebutuhan hidup keluarga Anda dengan santai dan dapat menikmati sisa hidup bersama-sama orang yang Anda cintai dengan bahagia dan sejahtera. Perencanaan keuangan keluarga juga dapat membebaskan Anda dari masalah keuangan dan membiasakan Anda hidup mandiri tanpa perlu bergantung pada orang lain. Buatlah perencanaan keuangan keluarga Anda sebagai jaminan hidup di masa depan. Jadilah
perencana keuangan yang baik dan tentukan gaya hidup yang akan Anda pilih karena semua keputusan yang akan Anda ambil akan menentukan masa depan yang Anda temui.
11. Perencanaan strategis
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan

12. Perencanaan kelangsungan bisnis
Secara sederhana, perencanaan kelangsungan bisnis (Bahasa Inggris: business continuity planning, BCP) diciptakan untuk mencegah gangguan terhadap aktivitas bisnis normal. BCP dirancang untuk melindungi proses bisnis yang kritis dari kegagalan/bencana alam atau yang dibuat manusia dan akibatnya hilangnya modal dalam kaitannya dengan ketidaktersediaan untuk proses bisnis secara normal. BCP merupakan suatu strategi untuk memperkecil efek gangguan dan untuk memungkinkan proses bisnis terus berlangsung.
Peristiwa yang mengganggu adalah segala bentuk pelanggaran keamanan baik yang disengaja ataupun tidak yang menyebabkan bisnis tidak bisa beroperasi secara normal. Tujuan BCP adalah untuk memperkecil efek peristiwa mengganggu tersebut pada perusahaan. Tujuan BCP yang utama adalah untuk mengurangi risiko kerugian keuangan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam proses pemulihan sesegera mungkin dari suatu peristiwa yang mengganggu. BCP juga membantu memperkecil biaya yang berhubungan dengan peristiwa yang mengganggu tersebut dan mengurangi risiko yang berhubungan dengan itu.
Business Continuity Plan perlu melihat pada semua area pengolahan informasi kritis perusahaan, termasuk --tetapi tidak membatasi-- pada hal-hal berikut ini :
• LAN, WAN, dan server
• Telekomunikasi dan link komunikasi data
• Workstation dan workspaces
• Aplikasi, perangkat lunak, dan data
• Media dan penyimpanan arsip
• Tugas-tugas staf dan proses produksi

Peristiwa-peristiwa yang mengganggu Kesinambungan Bisnis Berikut daftar peristiwa-peristiwa yang dapat mengganggu kesinambungan bisnis yang digolongkan pada sumber terjadinya, akibat alam atau ulah manusia. Contoh peristiwa alami yang dapat memengaruhi kesinambungan bisnis adalah sebagai berikut: • Kebakaran atau ledakan • Gempa bumi, badai, banjir, dan kebakaran alami
Contoh peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang dapat memengaruhi kesinambungan bisnis sebagai adalah berikut: • Peristiwa pemboman, sabotase, atau serangan lain yang disengaja • Kegagalan infrastruktur komunikasi

13. Perancangan percobaan
Perancangan percobaan atau rancangan percobaan (Design of Experiment) adalah kajian mengenai penentuan kerangka dasar kegiatan pengumpulan informasi terhadap objek yang memiliki variasi (stokastik), berdasarkan prinsip-prinsip statistika. Bidang ini merupakan salah satu cabang penting dalam statistika inferensial dan diajarkan di banyak cabang ilmu pengetahuan di perguruan tinggi karena berkaitan erat dengan pelaksanaan percobaan (eksperimen).
Perancangan percobaan dapat dikatakan sebagai "jembatan" bagi peneliti untuk bergerak dari hipotesis menuju pada eksperimen agar memberikan hasil yang valid secara ilmiah. Dengan demikian, perancangan percobaan dapat dikatakan sebagai salah satu instrumen dalam metode ilmiah.
Kajian perancangan percobaan adalah pelaksanaan percobaan (eksperimen) terkendali. Dalam percobaan semacam ini, peneliti memberikan sejumlah tindakan (dapat juga "pelabelan" sesuai dengan ciri-ciri objeknya, diistilahkan sebagai perlakuan atau treatment) pada sejumlah objek yang memiliki variasi pada derajat tertentu. Objek ini diistilahkan sebagai satuan percobaan atau experimental unit, yang dapat berwujud hewan, tumbuhan, manusia, atau barang. Apabila perlakuan yang sama dikenakan terhadap sejumlah objek, objek-objek ini merupakan ulangan (replicate) dari perlakuan tadi. Pengamatan dilakukan terhadap sejumlah karakteristik yang diminati sang peneliti terhadap objek-objek tadi. Hipotesis statistis ditentukan ("hipotesis nol") untuk memaknai pengaruh perlakuan-perlakuan yang diberikan terhadap hasil pengamatan (data) yang ada.
Beberapa pustaka menggunakan istilah experimental design bagi untuk rancangan-rancangan yang dibuat untuk kegiatan pengumpulan informasi tidak terkendali, seperti survei, jajak pendapat (polling), penelitian pengamatan (natural experiment), dan quasi-experiment. Meskipun hal ini memiliki dasar statistika, kajian klasik perancangan percobaan tidak mencakup tipe-tipe penelitian semacam itu.
Prinsip-prinsip perancangan percobaan
Perancangan percobaan dilandasi atas sejumlah prinsip statistika mendasar agar analisis yang diterapkan terhadap hasil pengamatan valid secara ilmiah. Ronald Fisher adalah orang yang pertama kali meletakkan prinsip-prinsip ini pada awal abad ke-20. Tokoh-tokoh perancangan percobaan setelah Fisher mengembangkan berbagai penerapan terhadap prinsip-prinsip ini, seperti C. S. Peirce, Frank Yates, Gertrude M. Cox, Calyampudi R. Rao, R. C. Bose, Oscar Kempthorne, William T. Federer, William G. Cochran, dan Genichi Taguchi.
Prinsip-prinsip perancangan percobaan mencakup pengacakan (randomisasi), pengendalian sesatan/galat (error), dan ortogonalitas.
Pengacakan (Randomization)
Pengacakan adalah proses memasangkan masing masing level pada tiap faktor dengan acak dalam sebuah percobaan. Pengacakan dilakukan sebagai jaminan akan peluang yang sama bagi setiap satuan percobaan untuk mendapat suatu perlakuan. Lebih jauh lagi, tanpa pengacakan hampir semua rumusan statistika yang diterapkan dalam analisis akan menjadi tidak valid karena digunakannya asumsi independensi dalam setiap pengaruh galat yang muncul. Tanpa pengacakan tidak ada jaminan bagi munculnya kovarians antargalat.
Pengulangan(Replication)
Pengukuran biasanya selalu memiliki variasi dan ketidakpastian. Dengan mengulangi keseluruhan percobaan, akan bisa membantu mengidentifikasi sumber dari variasi tersebut.
Blocking
Blocking adalah mengatur percobaan menjadi beberapa group (block) yang masing masing group berisi faktor yang sejenis. Blocking membantu untuk mengetahui apakah ada pengaruh block terhadap hasil percobaan.
Ortgonal (Orthogonality)
Contoh design yang ortogonal
Ortogonalitas adalah prinsip yang penting dalam hal rancangan-rancangan berblok tidak lengkap atau data tidak setimbang (unbalanced). Ortogonalitas menjamin bahwa pendugaan (estimation) dapat dilakukan. Selain itu, ortogonalitas akan menjaga agar efisiensi suatu rancangan tetap tinggi.
Factorial experiments
Factorial experiment berati, dalam percobaan semua level dari tiap faktor di perhitungkan, bukan mengubah satu persatu faktor yang ada. Metode ini membuat percobaan menjadi lebih efisien.

Pengambilan Keputusan
Perancangan percobaan sangat berkait erat dengan statistika inferensial. Kajian klasik perancangan percobaan menggunakan pendekatan frequentist, yaitu mengandalkan analisis varians sebagai metode statistika pokok untuk pengambilan kesimpulan. Sejak tahun 1970-an berkembang pula pendekatan Bayes (adj. Bayesian) sebagai alternatif yang lebih terpercaya dalam pengambilan kesimpulan, seiring dengan berkembang pesatnya bidang informatika dan komputasi.
Beberapa rancangan percobaan dasar
Rancangan percobaan mengenal rancangan lingkungan, untuk mengendalikan pengaruh lingkungan, dan rancangan perlakuan, untuk menarik informasi sebanyak-banyaknya dari seri perlakuan yang dikenakan. Keduanya dapat dikombinasikan dengan memperhatikan prinsip ortogonalitas.
Rancangan lingkungan yang populer adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) dan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Complete Block Design). Masing-masing rancangan itu berhubungan erat dengan analisis varians satu-arah dan analisis varians dua-arah tanpa interaksi. Beberapa rancangan lingkungan lain adalah Rancangan Persegi Latin dan Rancangan Persegi Greko-Latin.
Rancangan perlakuan mengenal rancangan satu faktor dan rancangan faktor berganda (rancangan faktorial). Faktor adalah himpunan seri perlakuan sejenis. Bagaimana menempatkan kombinasi perlakuan pada setiap satuan percobaan dalam suatu percobaan adalah kajian penelitian yang hingga sekarang masih banyak dilakukan, khususnya apabila peneliti dihadapkan pada kombinasi tidak lengkap atau situasi yang tidak setimbang. Matematika kombinatorik memiliki penerapan yang luas di bagian kajian ini.

Sumber:



Kamis, 25 Oktober 2012

"JUMAT,26-10-2012"

Hari ini hari terburuk bagi gua, entah kenapa..?
seseorang yang gua cinta,, sinar di dalam hidup gua,, semangat hidup gua,
kini telah pergi,entah apa yang harus gua lakuin, yang gua bisa hanya lah (˘̩̩̩_˘̩ƪ)
ya allah setiap hari gua berdoa agar gua g di pisahkan olehnya tapi ternyata enkau berkata berbeda,
apa ini jawaban dari doa doa hamba? 
kini tiada lagi sinar di dalam hidup gua, 
semuanya kembali gelap sperti dulu tiada yang suport, tiada lagi senyum dan tawa di dalam kehidupan gua yang ada hanya lah kesedihan,, tiada semangat lagi di dalam hidup gua,,
seadaninya kau mengerti perasaan gua,, kenapa lu pergi dan memilih dia,,
semua udah gua lakuin buat lo, walaupun harga diri gua terinjak 
semua gua lakuin buat lo karna gua sayang sama lo,, 
kurang apa lagi..? gua g tau haru gimana lagi semua gua lakuin semua udah gua buktiin kalo gua cinta lo
hey my rose walau hati ini sakit gua bakal tetap mencintai lu. why..?
karna lu udah bikin hidup gua berubah, lo yang menyinari hidup gua, lo yang buat gua semangat menjalani hidup.
my rose semoga lu mengerti perasaan gua saat ini, gua selalu berdoa buat lo,,
yang harus lo tau "IM VERY VERY LOVE YOU"
"kisah ku"

Tanpa aku sadari ku sungging sebuah senyuman
ku tatap seruniitu tanpa peduli apa pun
tiba" ku sadar dia mulai terhuyung terjatuh 
bodohnya kau ! berjalan di tempat selapang, dan terjatuh

Tapi hatiku tak dapat di bohongi
inilah aku !!!
yang perlahan sadar bahwa aku mencintaimu
yang tak kutahu, mau kah kau balas cinta ku..?

aaahhh...?
aku terhentak dalam kumpulan asap
apa yang dapat aku perbuat???
bodohnya hati kuu...!!!!!

tuhan mengapa kau temukan aku denganya 
mengapa aku tak boleh mendapatkanya..??
jika demikian adanya !!!!
percuma ! jangan temukan aku denganya

tuhan ijinkan cinta ku bersatu dalam satu jiwanya
walau ku tahu dia terlalu dewasa untuk ku..
tapi tetap !!!!!
dalam hati ku "diriku mencintainya"

Gambaran Umum Manajeman



Gambaran umum manajemen
1.  Manajemen Sekolah
Menurut Nasuha Pengertian Manajemen Sekolah Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan.
Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama. Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa : “Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”. Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”. Sementara itu, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa : Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.

2.  Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.[rujukan?] Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi.


3.  Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan atau pembiayaan merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, melaksanakan dan mengefaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam manajemen penidikan, masalah dana merupakan potensi yang sangat menentukan dan tidak bisa dipisahkan dari kajian manajemen pendidikan. Adapun biaya adalah keseluruhan dana baik secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari berbagai sumber.

4.  Manajemen Hubungan Msayarakat (Humas)
Yang ini menurut Nasuha berfungsi sebagai pencitraan sekolah atau lembaga pendidikan. Humas itu sendiri merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan kebijakan dan prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan dari massyarakat
5.  Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Penjelasan Singkat Masing-Masing Fungsi Manajemen Keuangan :
1.      Perencanaan Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode     tertentu.
2.       Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3.      Pengelolaan Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4.      Pencarian Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5.       Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
6.      Pengendalian Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
7.      Pemeriksaan Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.




B. Tugas Pokok Manejemen Keuagan
Tugas-tugas dasar yang diemban oleh seorang menejer keuangan secara umum adalah :
1.      Mendapatkan Dana Perusahaan
2.      Menggunakan Dana Perusahaan
3.      Membagi Keuntugan / Laba Perusahaan

C. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan dengan adanya manajer keuangan untuk mengeloka dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.



6. 
Manajemen pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan olehperusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".
Konsep pemasaran
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan. Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
  1. Orientasi pada Konsumen
  2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
  3. Kepuasan Konsumen

7.  Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah : "Suatu ilmu seni untuk melaksanakan antara lain planning, controlling, sehingga efektivitas dan efesiensi personalia dapat di tingkatkan semaksimal mungkin dalam pencapaian tujuan.
Menurut Drs. Suwarsono ME :Pentingnya pengadaan tenaga kerja mengandung implikasi pokok sbb :
    1. Memerlukan informasi secara reguler
    2. Menganalisa permintaan dan penawaran tenaga kerja masa dini dan masa yang akan datang serta mencari keseimbangan yang timbul
    3. Menggunakan hasil analisa untuk menyususn kebijakan di bidang ketenaga kerjaan
    4. Menyangjut pengembangan dan pemanfaatan SDM tingkat nasional, sektoral, wilayah dan menurut jenis jabatan
    5. Melakukan monotoring terus-menerus terhadap kebijakan yang di lakukan
    6. Mengintegrasikan pengadaan tenaga kerja terhadap kebijakan pembangunan.
Adapun fungsi pengadaan tenaga kerja terutama adalah :Membantu pimpinan untuk memberi inpormasi yang lengkap baik saran nasihat-nasihat yang berkaitan dengan bidang ketenaga kerjaan.
Hal-hal yang di bahas di dalam ketenaga kerja:
  1. langkah-langkah perencanaan
  2. peramalan dan audit SDM
  3. analisis jabatan
  4. reguitment (penarikan)

8.  Manajemen Produksi
a      Menurut Reksohadiprodjo, dan Soedarmo (1999 : 2) manajemen produksi adalah usaha pengelolaan secara optimal terhadap faktor-faktor produksi (resources) yang terbatas adanya untuk mendapatkan hasil tertentu dengan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya atau dengan tingkat hasil tertentu    diusahakan dengan pengorbanan yang sekccil-kccilnya.
b.      Menurut Handoko (2000 : 3) manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya, dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk dan jasa.
c.     Menurut Assauri (1999 : 17) manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber daya-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
d.      Menurut Hatta (2000 : 9) produksi adalah segala pekerjaan yang menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu di antara orang banyak.
h.      Menurut Harsono (2000 : 9) produksi adalah setiap usaha manusia/ kegiatan yang membawa benda ke dalam suatu keadaan sehingga dapat dipergunakan untuk kebutuhan manusia dengan lebih baik.
i.     Menurut Hadiprodjo dan Soedarmo (1999 : 1) produksi adalah merupakan penciptaan atau penambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
Kesimpulan : Dari uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa manajemen produksi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber daya yang ada guna memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
 Dengan demikian. pengertian produksi secara luas adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan yang dapat menimbulkan kegunaan dari suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang banyak.

9.   Manajemen Administrasi
Selama ini administrasi hanya dipandang sebagai kegiatan tulis menulis belaka. Pandangan orang demikian ini tentu bukan tidak beralasan. Secara phisik kegiatan admninistasi memang banyak didominasi dalam kegiatan tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau komputer. padahal banyak teori yang mengatakan kegiatan administrasi lebih dari pada itu. Bahkan ada yang lebih keterlaluan lagi bahwa administrasi hanya dipandang sebagai kegiatan pendukung saja dalam melengkapai kegiatan yang ada di lapangan

Tidak semuanya pandangan demikian itu benar. Kegiatan administrasi atau tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ketata usahaan di sebuah lembaga mempunyai out put yang sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dansurat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar.

Oleh karena itu keakuratan data administrasi menunutut kejujuran dan kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai tentang data lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, banyak ditanyakan baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta.

Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagipara pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format administrasi pendidikan harus kapable terhadap teknologi informasi saat ini.

Bertolak dari pemikiran tersebut diatas, ditambah adanya kemajuan teknologi dan informasi yang bisa dimanfaatkan untuk mendukunya saat ini, kiranya perlu adanya sebuah pembakuan format administrasi pendidikan bagi satuan-satuan pendidikan di Indonesia. Format administrasi pendidikan yang dimaksudkan adalah mudah pengelolaannya, mudah pemahamannya dan bisa ditangani oleh tenagatenaga yang pas-pasan pengetahuan Teknik Informasinya (TI). Padahal sementara ini banyak institusi baik dari pemerintah maupun non pemerintah yang membutuhkan data pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dengan berbagai macam format administrasi, sesuai kepentingan mereka.Oleh karena itu dalam lingkup masalah ini, penulis hanya membatasi dalam membahas:

1. Format baku data administarsi kependidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan
2. Pelayanan informasi data administasi kependidikan.
10.  manajemen tradisional atau konvensional
Manajemen konvensional adalah suatu manajemen yang dimiliki para pekerja yang dari merupakan warisan dari nenek moyang yang disebarkan melalui mulut ke mulut dan selalu di wariskan kepada generasi selanjutnya,dan berkembang karena gagasan-gagasan  yang pernah ada.Lalu dalam suatu manajemen konvensional tidak pernah di temukan suatu prinsip.oleh karna itu manajemen konvensional sering di sebut pengetahuan yang tradisional.

11. Manajemen Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya dilakukan satu kali. Pada umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek. Didalam rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, biasanya terdapat suatu proses yang berfungsi untuk mengolah sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah bangunan. Adapun proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya banyak pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan potensi terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen Konstruksi pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material serta manjemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen konstruksi, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.

Adapun fungsi dari manajemen konstruksi yaitu :
·         Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
·         Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan
·         Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
·         Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
·         Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang baik yang dapat digunakan untuk menganalisis performa dilapangan

12. Manajemen Aset
dalam benak kebanyakan orang atau mungkin ketika anda melakukan searching di Google menggunakan kata kuci Asset Management maka sebagian besar informasi yang akan anda dapatkan adalah segala sesuatu yang berhubungandengan Portfolio, Investasi, Finance atau keuangan, namun Asset Management yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Manajemen Aset secara fisik atau Physical Asset Management.  Hal ini di Indonesia memang belum banyak  di implementasikan secara total, baik ditingkat korporasi  maupun sektor pemerintahan. Ketidak tahuan atau ketidak pedulian sebagian besar Manajemen perusahaan akan pentingnya pengelolaan aset secara terintegrasi, barangkali juga dipicu oleh minimnya informasi serta literatur yang mengupas masalah ini. Bahkan sepengetahuan kami di Indonesia belum banyak  Institusi Pendidikan  yang  memiliki sylabus serta membahas masalah “Asset Management” ini secara mendalam.
Banyak perusahaan masih menganggap Manajemen Aset secara Fisik adalah sama seperti yang dikemukakan diawal, hanyalah sekedar instrumen pengelolaan daftar aset. Anggapan yang kurang tepat lainnya adalah bahwa pengelolaan fisik aset sepenuhnya  sudah diserahkan kepada Departemen Pemeliharaan (Maintenance), padahal baik daftar aset maupun pengelolaan aset fisik oleh Maintenance Department hanyalah bagian kecil dari Physical Asset Management.
Realita di lapangan menunjukan banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari salah kelola dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang tidak sedikit. Sebagai contoh optimalisasi sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal karena tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu alat produksi sudah saatnya untuk  diganti atau masih layak untuk di maintain.Pertanyaan berikutnya kalau harus di maintain kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut, dan kalau harus diganti apakah dengan jenis alat  yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan pilihan-pilihan tersebut hanya bisa terjawab dengan tepat bila kita memiliki informasi/data yang jelas tentang aset tersebut.
Manajemen resiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan aset,  lihatlah bagaimana sulitnya pemerintah menghitung jumlah kerugian yang diderita akibat bencana di suatu daerah, atau sebuah perusahaan yang kesulitan ketika harus menaksir kerugian akibat Pabriknya kebakaran. Ini tidak akan terjadi jika kita memiliki database manajemen aset yang selalu ter updated setiap saat.
Dengan demikian kebijakan tentang Manajemen Aset secara strategis harus melibatkan semua level Manajemen dan di implementasikan secara komprehensif di semua departemen teknis operasional maupun pelayanan, termasuk departemen pendukung, untuk lebih jelas tentang hal tersebut  bisa dilihat di artikel selanjutnya.
Berangkat dari hal-hal tersebut di atas serta pengalaman yang dihadapi oleh kami sendiri pada saat mengelola aset perusahaan memacu kami untuk berbagi informasi seputar pengelolaan aset ini, terutama yang erat kaitannya dengan masalah pengelolaan aset-aset fisik atau “Physical Asset Management”. lebih utama lagi adalah untuk aset-aset di lingkungan Industri Pengelolaan Air Bersih.
Beberapa artikel yang ada di sini  merupakan gambaran  dari aktivitas yang kami lakukan ketika mengelola aset, dan sebagian lainnya merupakan artikel-artikel / jurnal yang diambil dari berbagai sumber atau referensi, dan sebagian artikel yang kami dapat  sengaja tidak kami alih bahasakan kedalam bahasa Indonesia, dengan demikian orisinalitasnya akan tetap terjaga.
13. Manajemen Lalu Lintas
Manajemen lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian lalu lintas. Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, dan dilakukan antara lain dengan :
·         usaha peningkatan kapasitas jalan ruas, persimpangan, dan/atau jaringan jalan;
·         pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan tertentu;
·         penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan tertentu dengan mempertimbangkan keterpaduan intra dan antar moda;
·         penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi pemakai jalan.
Kegiatan perencanaan lalu lintas
Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan. penetapan tingkat pelayanan yang diinginkan. Dalam menentukan tingkat pelayanan yang diinginkan dilakukan antara lain dengan memperhatikan : rencana umum jaringan transportasi jalan; peranan, kapasitas, dan karakteristik jalan, kelas jalan, karakteristik lalu lintas, aspek lingkungan, aspek sosial dan ekonomi.penetapan pemecahan permasalahan lalu lintas, penyusunan rencana dan program pelaksanaan perwujudannya. Maksud rencana dan program perwujudan dalam ketentuan ini antara lain meliputi: penentuan tingkat pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas jalan dan persimpangan, usulan aturan-aturan lalu lintas yang akan ditetapkan pada setiap ruas jalan dan persimpangan, usulan pengadaan dan pemasangan serta pemeliharaan rambu rambu lalu lintas marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan alat pengendali dan pengaman pemakai jalan; usulan kegiatan atau tindakan baik untuk keperluan penyusunan usulan maupun penyuluhan kepada masyarakat.
Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi
Kegiatan penetapan kebijaksanaan lalu lintas pada jaringan atau ruas-ruas jalan tertentu. termasuk dalam pengertian penetapan kebijaksanaan lalu lintas dalam ketentuan ini antara lain penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan kecepatan maksimum dan/atau minimum, larangan penggunaan jalan, larangan dan/atau perintah bagi pemakai jalan
Kegiatan pengawasan lalu lintas meliputi
pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. Kegiatan pemantauan dan penilaian dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari kebijaksanaan-kebijaksanaaan tersebut untuk mendukung pencapaian tingkat pelayanan yang telah ditentukan. Termasuk dalam kegiatan pemanatauan antara lain meliputi inventarisasi mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan lalu lintas yang berlaku pada ruas jalan, jumlah pelanggaran dan tindakan-tindakan koreksi yang telah dilakukan atas pelanggaran tersebut. Termasuk dalam kegiatan penilaian antara lain meliputi penentuan kriteria penilaian, analisis tingkat pelayanan, analisis pelanggaran dan usulan tindakan perbaikan.
tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. Tindakan korektif dimaksudkan untuk menjamin tercapainya sasaran tingkat pelayanan yang telah ditentukan. Termasuk dalam tindakan korektif adalah peninjauan ulang terhadap kebijaksanaan apabila di dalam pelaksanaannya menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Kegiatan pengendalian lalu lintas meliputi
pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. Pemberian arahan dan petunjuk dalam ketentuan ini berupa penetapan atau pemberian pedoman dan tata cara untuk keperluan pelaksanaan manajemen lalu lintas, dengan maksud agar diperoleh keseragaman dalam pelaksanaannya serta dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya untuk menjamin tercapainya tingkat pelayanan yang telah ditetapkan.
pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas.

14. Manajemen investasi
Manajemen investasi adalah manajemen profesional yang mengelola beragam sekuritas atau surat berharga seperti saham, obligasi dan aset lainnya seperti properti dengan tujuan untuk mencapai target investasi yang menguntungkan bagi investor. Investor tersebut dapat berupa institusi ( perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan dll) ataupun dapat juga merupakan investor perorangan, dimana sarana yang digunakan biasanya berupa kontrak investasi atau yang umumnya digunakan adalah berupa kontrak investasi kolektif (KIK) seperti reksadana.
Lingkup jasa pelayanan manajemen investasi adalah termasuk melakukan analisis keuangan, pemilihan aset, pemilihan saham, implementasi perencanaan serta melakukan pemantauan terhadap investasi.
Diluar industri keuangan, terminologi "manajemen investasi merujuk pada investasi lainnya selain daripada investasi dibidang keuangan seperti misalnya proyek, merek, paten dan banyak lainnya selain daripada saham dan obligasi.
Manajemen investasi merupakan suatu industri global yang sangat besar serta memegang peran penting dalam pengelolaan triliunan dollar, euro, pound dan yen.
Manajemen Pengetahuan (Bahasa Inggris: Knowledge Management) adalah kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan pengertian dan pengalaman. Pengertian dan pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam seorang individu atau yang melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk menemukan cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan.
Cut Zurnali (2008) mengemukakan istilah knowledge management pertama sekali digunakan oleh Wiig pada tahun 1986, saat menulis buku pertamanya mengenai topik Knowledge Management Foundations yang dipublikasikan pada tahun 1993. Akhir-akhir ini, konsep knowledge management mendapat perhatian yang luas. Hal ini menyatakan secara tidak langsung proses pentransformasian informasi dan intellectual assets ke dalam enduring value. Knowledge management merupakan kekhususan organisasi (organization-specific), ketika perhatian dasarnya adalah ekploitasi dan pengembangan organizational knowledge assets kepada tujuan-tujuan organisasi selanjutnya. Knowledge management bukan merupakan sesuatu yang lebih baik (better things), tapi untuk mengetahui bagaimana mengerjakan sesuatu dengan lebih baik (things better).
Kegiatan manajemen pengetahuan (MP) ini biasanya dikaitkan dengan tujuan organisasi semisal untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Pada umumnya, motivasi organisasi untuk menerapkan MP antara lain:
·         Membuat pengetahuan terkait pengembangan produk dan jasa menjadi tersedia dalam bentuk eksplisit
·         Mencapai siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat
·         Memfasilitasi dan mengelola inovasi dan pembelajaran organisasi
·         Mendaya-ungkit keahlian orang-orang di seluruh penjuru organisasi
·         Meningkatkan keterhubungan jejaring antara pribadi internal dan juga eksternal
·         Mengelola lingkungan bisnis dan memungkinkan para karyawan untuk mendapatkan pengertian dan gagasan yang relevan terkait pekerjaan mereka
·         Mengelola modal intelektual dan aset intelektual di tempat kerja
Pengetahuan bukanlah sekadar informasi. Pengetahuan bersarang bukan di wadah tempat disimpannya informasi (semisal basis data), melainkan berada di pengguna informasi bersangkutan. Terdapat beberapa hal yang membedakan antara pengetahuan, informasi, dan data. Memahami beda antara ketiganya sangatlah penting dalam memahami MP.
Transfer pengetahuan (salah satu aspek dari manajemen pengetahuan) dalam berbagai bentuk, telah sejak lama dilakukan. Contohnya adalah melalui diskusi sepadan dalam kerja, magang, perpustakaan perusahaan, pelatihan profesional, dan program mentoring. Walaupun demikian sejak akhir abad ke-20, teknologi tambahan telah diterapkan untuk melakukan tugas ini, seperti basis pengetahuan, sistem pakar, dan repositori pengetahuan.

15. Manajemen strategis
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya.[1] Sesuai definisinya, manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga tahapan dalam manajemen strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.
[1]. Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Beberapa pakar dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen strategis dengan cara yang berbeda-beda. Ketchen (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
[2] Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini harus mampu menjawab dua pertanyaan utama:  (1) industri apa yang digeluti perusahaan dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut. Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut. Tindakan yang perlu dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.
Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau dicari subtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.
16. Manajeman konflik
Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah: Conflict
is a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional antagonism with one another.
yang kurang lebih memiliki arti bahwa konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Menurut Stoner Konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17)

Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).
Ciri-Ciri Konflik :
Menurut Wijono( 1993 : 37) Ciri-ciri Konflik adalah :
1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.
3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang- pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut.
5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.
17. Manajemen Operasi dan Produksi
(Managementdaily - Quality) - Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan – keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai manajemen produksi atau manajemen operasional. Berikut ini adalah definisi manajemen operasi dan produksi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain :
Jay Heizer dan Barry Render:  manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Pangestu Subagyo:  manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien.
Eddy Herjanto: manajemen operasi dan produksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi – fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Dari definisi – definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Operasi dan Produksi merupakan serangkaian proses dalam menciptakan barang dan jasa atau kegiatan mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang dan jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Secara History kegiatan operasi sudah dikenal beribu-ribu tahun yang lalu, sejak manusia mengenal cara berburu, membuat suatu benda, dan lain-lain.  Pengetahuan atau cara tersebut berkembang terus dengan ditemukan prinsip serta metode baru, dan akhirnya terbentuk menjadi suatu ilmu sendiri, dilengkapi dengan masuknya unsur-unsur ilmu pengetahuan yang lain.
Perkembangan manajemen operasi lebih terasa sejak meletusnya Revolusi Industri pada abad ke-18. Pada saat itu, pola kerajinan tangan mulai tergeser, dan sistem pabrik mulai berkembang. Dilengkapi dengan penemuan teknologi yang semakin lama semakin canggih, selain fasilitas produksi menjadi lebih modern, penanganannya juga menjadi lebih kompleks.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan perekonomian, konsep manajemen operasi menjadi semakin berkembang dan semakin terasa peranannya dalam pengembangan perusahaan agar semakin efisien dan efektif sehingga memiliki daya saing yang kuat.
Perkembangan manajemen operasi sampai dalam bentuknya sekarang ini didasarkan atas penemuan dari para ahli.
Hal ini dapat dilihat dari adanya aliran utama yang menyumbang terhadap perkembangan bidang manajemen operasi, yaitu:
1. Pembagian Kerja
Menurut Adam Smith, spesialisasi tenaga kerja akan meningkatkan keluaran karena tiga faktor, yaitu:
•           Peningkatan keterampilan karyawan;
•           Penghematan waktu kerja yang hilang karena perubahan pekerjaan;
•           Penemuan peralatan-peralatan dan mesin.
2. Revolusi Industri
Merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin, dan James Watt adalah orang yang memberikan sumbangan terbesar dalam Revolusi Industri dengan penemuan mesin uapnya sebagai cumber utama tenaga mesin mobil untuk pertanian dan pabrik.
3. Manajemen Ilmiah
Dikembangkan oleh Frederick W. Taylor dengan pengertian bahwa manajemen ilmiah merupakan:
•           Penerapan metode-metode ilmiah pada studi, analisis, dan pemecahan masalah-masalah operasi;
•           Seperangkat mekanisme-mekanisme dan teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi organisasi;
•           Hubungan manusiawi.
Dikembangkan oleh Elton Mayo, bahwa motivasi karyawan adalah unsur krusial dalam peningkatan produktivitas tanpa mengabaikan aspek lingkungan fisik dan teknik.
4. Model-model Keputusan Kuantitatif
Digunakan untuk menyajikan suatu sistem produktif dalam model- model matematika, contohnya rumusan EOQ untuk manajemen persediaan, metode simpleks linear programming.
5. Komputer
Kegiatan operasi memanfaatkan komputer untuk manajemen persediaan, scheduling produksi, pengawasan kualitas, dan sister pembiayaan.
18. Manajeman Laboratorium
Laboratorium adalah bagian integral dari bidang akademik (bukan bagian dari rumah tangga atau administrasi), maka manajemen laboratorium perlu direncanakan seiring dengan perencanaan akademik (program dan anggarannya). Peranan laboratorium sangat besar dalam menentukan mutu pendidikan karena laboratoriumlah yang menghasilkan karya-karya ilmiah yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh institusi lainnya. Sehingga bagi perguruan tinngi yang bermutu, laboratorium menjadi bagian yang dikedepankan.
Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium.
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Seorang laboran yang bertugas untuk menjaga dan memelihara laboratorium dan mengawasi jalannya praktikum atau penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
·         Mengetahui prosedur yang benar tentang pengoperasian alat dan mampu mengoperasikan semua peralatan yang ada di laboratorium.
·         Mengetahui cara-cara penyimpanan bahan-bahan kimia sesuai dengan MSDS (Material Safety Data Sheet).
·         Mengetahui sumber-sumber bahaya yang ada di laboratorium dan mampu melakukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan di laboratorium.
·         Bertanggung jawab terhadap stok peralatan dan bahan yang ada di laboratorium.
·         Mampu membuat larutan standar dan bisa melakukan pengenceran bahan.
2. Manajemen Sarana Prasarana
Penataan laboratorium yang meliputi penataan peralatan dan bahan harus teridentifikasi secara   baik. Berikut beberapa kriteria penataan laboratorium.
·          Almari (tempat peralatan) harus dilengkapi dengan daftar alat yang tersimpan di dalamnya.
·          Setiap wadah bahan kimia harus dilengkapi dengan label karakteristik bahan.
·         ·Penempatan bahan harus terklasifikasi sesuai tingkat bahayanya dan rak penyimpanan bahandilengkapi dengan label tanda bahaya.
3. Manajemen Penggunaan Laboratorium
Setiap penggunaan laboratorium baik untuk praktikum maupun penelitian harus menyerahkan terlebih dahulu jadwal penggunaannya sehingga tidak terjadi tumpang tindih jadwal penggunaan laboratorium. Selain itu pengguna laboratorium harus memakai peralatan laboratorium seperti jas, masker dan sarung tangan (jika diperlukan) dan mengikuti prosedur peminjaman alat dan permintaan bahan yang berlaku di laboratorium. Manajemen laboratorium sangat penting untuk dilaksanakan guna terciptanya laboratorium yang nyaman sehingga produktifitas laboratorium dapat dipacu.
19. Manajemen Laba

mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer. Scott (2000) dalam Rahmawati dkk. (2006) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.
1.       melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (opportunistic earnings management).
2.       dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (efficient earnings management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing)dan pertumbuhan laba sepanjang waktu.        
Pengertian Manajemen Laba menurut ahli
1.      Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
2.      Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen labaadalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
3.      Pengertian manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen labaadalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
4.      Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholderstentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dan Na’im, 2000 dalam Rahmawati dkk, 2006).
Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Manajemen laba tidak selalu diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba. Manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dalam batasan GAAP. Pihak-pihak yang kontra terhadap manajemen laba, menganggap bahwa manajemen laba merupakan pengurangan dalam keandalan informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan resiko portofolionya (Ashari dkk, 1994 dalam Assih, 2004).
Faktor-faktor pendorong manajemen laba
Dalam Positif Accounting Theory terdapat tiga faktor pendorong yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986), yaitu:
1.      Bonus Plan Hypothesis
Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.
2.      Debt Covenant Hypothesis
Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba (Sweeney, 1994 dalam Rahmawati dkk, (2006). Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal.
3.      Political Cost Hypothesis
Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya: mengenakan peraturan antitrust,menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain.

Sumber :