strategi Pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan
mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran. Sequenzing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu
bidang studi,
dan synthesizing terkait
dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa hubungan/keterkaitan
antara fakta, konsep, prosedur,
atau prinsip suatu isi pembelajaran.
Synthesizing bertujuan untuk membuat topic-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal
ini dilakukan dengan menunjukkan keterkaitan topic-topik itu terkait dalam
keseluruhan isi bidang studi.
Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi
yang lebih baik dan lebih lama terhadap topic-topik yang dipelajari (Degeng,
1989). Penataan urutan sangat penting artinya, karena amat diperlukan dalam
pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat apabila isi telah
ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting,
karena pada hakikatnya semua isi bidang studi memiliki prasyarat belajar (Degeng,
1989).
pengorganisasian pembelajaran dapat dipilah menjadi dua, yaitu
strategi mikro dan strategi makro (Reigeluth,
1983). Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan
keseluruhan isi bidang studi (lebih dari satu ide) , sedangkan
strategi mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide
tunggal (konsep, prinsip, dan sebagainya).
Sejumlah teori yang berurusan
dengan strategi mikro antara lain adalah
teori penataan urutan berdasarkan prasyarat belajar dari Gagne, model pembentukankonsep dari Taba, dan penguasaan konsep dari Brunner. Untuk strategi makro,
pengintegrasian sejumlah teori, seperti hierarki belajar dari Gagne , teori skema dari Mayer, urutan subsumatif dari
Ausubel, webteaching dari
Norman, dan teori elaborasi oleh Reigeluth.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.